Melihat Ketergantungan Blok Barat Terhadap Migas Rusia

CNN Indonesia
Kamis, 10 Mar 2022 06:00 WIB
Sejumlah negara memiliki ketergantungan energi terhadap Rusia, termasuk AS dan Uni Eropa di tengah konflik dengan Ukraina. Berikut gambarannya.
Sejumlah negara memiliki ketergantungan energi terhadap Rusia, termasuk AS dan Uni Eropa di tengah konflik dengan Ukraina. Ilustrasi. (REUTERS/MAKSIM LEVIN).
Jakarta, CNN Indonesia --

Invasi Rusia terhadap Ukraina yang sudah berjalan selama dua pekan terakhir memancing respons keras dari blok Barat yang terdiri dari sekutu AS, Uni Eropa, dan beberapa negara lainnya.

Blok Barat atau yang dikenal NATO mengutuk keras invasi dan memastikan akan mengenakan sanksi ekonomi berat kepada Rusia. Sejak invasi, anggota NATO secara bergiliran menjatuhkan sanksi yang diharapkan dapat menekan ekonomi Rusia.

NATO memastikan pihaknya tak akan mengerahkan pasukan militer ke Ukraina karena negara tersebut bukan anggota blok barat. Kendati begitu, konflik Rusia-NATO di lini perekonomian masih berlanjut dan salah satu komoditas yang paling terdampak adalah minyak dan gas dunia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kenaikan harga migas tak terelakkan mengingat Rusia merupakan salah satu produksi terbesar dunia. Bahkan, Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak memprediksikan harga minyak bakal menyentuh US$300 per barel.

Angka tersebut dibuat dengan asumsi Rusia melarang impor minyak. Novak pede blok Barat tak bakal mampu segera mengganti minyak Rusia di pasar Eropa. "Ini akan memakan waktu lebih dari satu tahun dan akan jauh lebih mahal bagi konsumen Eropa," katanya seperti dilansir AFP, Selasa (8/3).

Lantas, seberapa besar produksi minyak dan gas negara pimpinan Vladimir Putin tersebut dan seberapa besar ketergantungan blok Barat?

[Gambas:Video CNN]

Melansir Reuters, Rusia merupakan pengekspor minyak mentah dan produk minyak terbesar dunia, memproduksi sekitar 7 juta barel per hari (bph) atau 7 persen dari pasokan global.

Blok barat merupakan konsumen besar minyak dan gas Rusia. Ambil contoh AS pada 2021. Berdasarkan data Asosiasi Perdagangan Produsen Bahan Bakar dan Petrokimia AS, tercatat impor Negeri Paman Sam rata-rata 209 ribu bph minyak mentah dan 500 ribu bph produk minyak bumi dari Rusia. 

Angka tersebut setara 3 persen dari impor minyak mentah AS dan 1 persen dari total minyak mentah yang diproses oleh kilang AS. Untuk Rusia, ini mewakili 3 persen dari total ekspornya.

Lantas, bagaimana dengan ketergantungan Eropa?

Melansir Washington Post, ketergantungan Eropa, terutama Jerman, terhadap pasokan migas Rusia sudah bukan kabar baru. Kedekatan timbal balik industri migas Rusia dan Jerman bisa dilihat dari menjabatnya Gerhard Schröder, salah satu mantan kanselir Jerman, sebagai petinggi Rosneft, perusahaan minyak terbesar Rusia.

Maka dari itu, keputusan Kanselir Jerman Olaf Scholz menghentikan proyek pipa gas Nord Stream 2 yang menghubungkan negaranya dengan Rusia menjadi sanksi berat yang membuat dunia terkejut.

Secara lebih rinci International Energy Agency (IEA) memaparkan bahwa Uni Eropa mengimpor 155 miliar kubik meter gas alam dari Rusia sepanjang 2021. Angka tersebut setara 45 persen dari total impor gas dan hampir 40 persen dari total konsumsi gas.

Melansir CNBC, Uni Eropa adalah pengimpor gas alam terbesar di dunia. Menurut Direktorat Jenderal Energi UE, pangsa terbesar gas Uni Eropa berasal dari Rusia sebesar 41 persen.

Memang, wilayah tersebut dulunya mandiri untuk kebutuhan gas alamnya, tetapi kemudian cadangan Laut Utara Eropa mengering.

Perseteruan ini pada akhirnya mendorong Blok Barat untuk mencari alternatif pemasok energi lainnya, salah satunya dengan menggenjot transisi menuju energi hijau atau terbarukan.

IEA menyatakan telah mengantongi peta jalan untuk membantu menangani ketergantungan Eropa pada gas alam dari Rusia. Organisasi beranggota 31 pemerintahan itu menyatakan akan mengurangi ketergantungan Eropa terhadap gas alam Rusia hingga sepertiga dalam satu tahun.

Rekomendasi mereka mirip dengan langkah-langkah yang disampaikan UE dengan memangkas impor gas alam Rusia hingga 80 persen di tahun mendatang.

(wel/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER