Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.276 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Kamis (10/3) sore. Mata uang Garuda ini naik 65,5 poin atau 0,46 persen dari sebelumnya, yakni Rp14.341 per dolar AS.
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di level Rp14.298 per dolar AS sore ini. Angkanya menguat dari posisi kemarin yang sebesar Rp14.371 per dolar AS.
Lalu, mata uang di Asia terlihat bergerak bervariasi. Terpantau, yen Jepang minus 0,02 persen, dolar Singapura minus 0,04 persen, yuan China minus 0,06 persen, ringgit Malaysia minus 0,06 persen, dan baht Thailand minus 0,44 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara dolar Hong Kong bergeming, won Korea Selatan naik 0,48 persen, peso Filipina yang naik 0,12 persen, rupee India naik 0,32 persen,
Di sisi lain, mayoritas mata uang di negara maju melemah. Terpantau, franc Swiss minus 0,30 persen, dolar Kanada minus 0,15 persen, poundsterling Inggris minus 0,22 persen, dan euro Eropa minus 0,30 persen. Hanya dolar Australia naik 0,11 persen.
Analis Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan nilai tukar rupiah menguat akibat ditopang rencana negosiasi antara Rusia dan Ukraina. Negosiasi rencanannya berlangsung di Turki.
"Potensi terjadinya penurunan eskalasi ketegangan di Ukraina ini memberikan sentimen positif terhadap aset berisiko pasar keuangan hari ini," kata Ariston kepada CNNIndonesia.com, Kamis (9/3).
Dengan membaiknya sentimen pasar terhadap aset berisiko seperti rupiah, Indonesia sebagai produsen dan pengekspor komoditas menjadi yang paling diuntungkan dengan kenaikan harga.
Dari dalam negeri, ia melihat persiapan kebijakan menuju endemi juga membantu penguatan rupiah. Kebijakan pelonggaran aktivitas juga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri.