Bursa Saham AS Naik, Harga Minyak Mentah Stabil Usai Pertemuan Biden

CNN Indonesia
Sabtu, 19 Mar 2022 13:59 WIB
Bursa Saham Amerika ditutup lebih tinggi Jumat (18/3) sore waktu AS atau Sabtu (19/3) pagi WIB.
ilustrasi bursa saham (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
Jakarta, CNN Indonesia --

Bursa Saham Amerika ditutup lebih tinggi Jumat (18/3) sore waktu AS atau Sabtu (19/3) pagi WIB setelah pembicaraan antara Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping mengenai krisis Ukraina berakhir sesuai ekspektasi investor.

Selain itu, investor juga merasa lega dengan melambatnya kenaikan harga minyak mentah. Ditambah, mereka terus mewaspadai kenaikan suku bunga Federal Reserve pada dan kenaikannya lebih lanjut demi mengatasi inflasi yang kian melonjak.

"Terkait perkembangan konflik Rusia-Ukraina, pasar lebih banyak positif setelah keluar berita baik dari front diplomatik dibandingkan berita buruk seperti eskalasi,"kata Art Hogan, kepala strategi pasar di National Securities di New York mengenai pembicaraan Xi/Biden, dilansir Reuters.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan sejak pembicaraan Rusia/Ukraina berlanjut, investor cenderung optimis.

Terbukti, Bursa Amerika mayoritas menguat. Indeks S&P 500 naik 1,17 persen, indeks NYSE naik 0,78 persen, sementara indeks NASDAQ menghijau 2,05 persen.

Hogan juga mengatakan harga minyak mentah kini lebih tenang dan investor lega karena suku bunga bank sentral AS alias Fed yang sangat dinanti akhirnya keluar.

"Meski masih ada ketakutan dan keraguan tentang apa yang mungkin dilakukan The Fed, kami memiliki peta jalan yang jelas untuk kebijakan moneter," katanya.

Selain suku bunga Fed yang tidak seberat yang diharapkan, Steve Sosnick, kepala strategi di Interactive Brokers di Greenwich, Connecticut mengatakan investor diyakinkan bahwa harga minyak mentah AS tidak terlalu melebihi US$100 pada hari Jumat setelah beberapa hari yang lalu melampaui US$130.

"Setidaknya untuk minggu ini minyak telah kembali stabil. Itu positif bagi pasar karena kenaikan harga minyak membebani pikiran konsumen sebagai indikator inflasi," kata Sosnick.

"Apakah pasar menyukai minyak mentah dibanderol US$100? Tidak. Tapi masih lebih mending harganya sekitar US$100 daripada setiap hari naik $20," lanjutnya.

Sebagai informasi, Presiden Joe Biden dan Presiden Xi Jinping bertemu secara virtual selama dua jam. Pertemuan tersebut menunjukkan kekhawatiran AS atas kemungkinan China mengirimkan bantuan militer atau keuangan ke Rusia.

Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan AS bakal terus mengawasi tindakan Presiden Xi Jinping dari dekat beberapa waktu mendatang.

"Kami memiliki kekhawatiran itu. Presiden merincikan implikasi dan konsekuensi jika China memberikan dukungan material kepada Rusia karena melakukan serangan brutal kepada kota-kota dan warga sipil Ukraina," ujar Jen Psaki.

"Dan itu yang akan kami perhatian dan dunia akan lihat," tambahnya.

(tdh/chs)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER