Krisis ekonomi di Sri Lanka membuat sebagian warga meninggalkan negara tersebut. Hal itu juga mendorong harga sejumlah bahan pokok, listrik, dan gas.
Mengutip The New Indian Express, Rabu (23/3), enam orang asal Sri Lanka, termasuk tiga anak-anak melarikan diri dari kepulauan itu dan terdampar di pinggir pantai Dhanushkodi. Orang-orang tersebut kemudian ditemukan oleh personel penjaga pantai India (ICG) pada Selasa (22/3).
Laporan polisi menyatakan terdapat 10 orang Tamil Sri Lanka ditahan di Palam, dekat Dhanushkodi. Rombongan yang terdiri dari dua laki-laki, tiga perempuan, tiga perempuan, dan dua laki-laki itu dibawa ke kantor polisi Marinir Dhanuskodi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kelompok pengungsi pertama diidentifikasi sebagai Gajendran (24), istrinya Mary Clarin (23), anak mereka yang berusia empat bulan bernama Nisanth dan Tiori (28), serta kedua anaknya Esthar (9) dan Musa (6) dari Kokupadiyan.
Dalam interogasi dengan pihak kepolisian, Tiori mengatakan kenaikan harga bahan pokok menjadi alasannya untuk meninggalkan Sri Lanka.
Ia mengatakan harga tabung gas naik dari 1.900 rupee Sri Lanka (LKR) menjadi 4.000 LKR. Harga beras pun melonjak dari 130 LKR menjadi 230 LKR per kilogram (kg), dan harga sebutir telur di Sri Lanka naik menjadi 35 LKR.
"Ini seperti bukan Sri Lanka yang saya kenal. Menjadi janda hidup menjadi jauh lebih sulit bagi saya. Saya berjuang untuk membesarkan kedua anak saya. Kami tidak tahu siapa yang membawa kami ke sini, kami hanya naik perahu dan kami dibawa ke sini," kata Tiori.
Lihat Juga : |
Gajendran yang juga ditahan mengaku sulit mendapatkan pekerjaan.
"Kami tidak dapat menemukan pekerjaan, dan upah yang kami terima rendah. Kesulitan ekonomi membuat kami memutuskan untuk lari ke India," kata Gajendran kepada wartawan setelah penjaga pantai menginterogasi mereka di Mandapam.
Gajendran, mantan narapidana di kamp pengungsi di Erode, baru saja kembali ke Sri Lanka setahun yang lalu. Dalam sebuah pernyataan, tim ICG menyelamatkan orang-orang Tamil Lanka dari pulau keempat, Rameshwaram, setelah mendapat informasi dari polisi Cabang Q.
ICGS, Mandapam, meluncurkan hovercraft dan pada pukul 10.30 mereka menemukan para pengungsi. Sumber mengatakan mereka meninggalkan Peshalai di Sri Lanka pada Senin pukul 22.30 dengan kapal nelayan dan mendarat di pulau keempat pada Selasa pukul 01.30. Para pengungsi sekarang berada di bawah pengawasan Coastal Security Group, Mandapam.
Lihat Juga : |
Sebelumnya, Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa telah meminta bantuan IMF untuk mengatasi masalah krisis ekonomi semakin parah.
Selain IMF, dia juga berdiskusi dengan sejumlah negara lain untuk menunda pembayaran utang.
Dalam pidatonya, Gotabaya meminta masyarakat Sri Lanka untuk membatasi konsumsi listrik dan bahan bakar untuk mengatasi krisis ekonomi di negara itu.
Seruannya itu menyusul sikap publik yang marah atas keterbatasan bahan pokok, termasuk obat-obatan, gas, bahan bakar dan pemadaman listrik yang terjadi setiap hari.
(dzu/aud)