Presiden Joko Widodo (Jokowi) meluapkan amarahnya kepada instansi pemerintah yang masih melakukan sejumlah impor barang. Padahal, menurutnya, barang-barang tersebut masih bisa diproduksi di dalam negeri.
Hal ini ia ungkapkan dalam Pengarahan Presiden RI tentang Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia (BBI) pada Jumat (25/3).
"Kita diam saja, tapi konsisten beli barang yang diproduksi pabrik-pabrik, industri-industri, UKM-UKM kita, kok enggak kita lakukan. Bodoh sekali kita kalau tidak melakukan ini," ujar Jokowi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala negara memberikan ultimatum kepada seluruh anak buahnya untuk tidak lagi membeli produk luar negeri, apabila bisa diproduksi di dalam negeri.
Lantas, produk-produk apa saja yang disebutkan Jokowi?
Ia menyoroti impor seragam aparat negara seperti TNI dan Polri. Padahal, menurutnya seragam-seragam tersebut bisa diproduksi di dalam negeri.
"Ini kita bisa produksi di mana-mana bisa, jangan diteruskan," ucapnya.
Di tengah pandemi, impor alat kesehatan dan tempat tidur di rumah sakit masih terjadi. Jokowi bahkan langsung mencatut anak buahnya sendiri yakni Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
"Alkes, Menteri Kesehatan, tempat tidur untuk rumah sakit, produksi saya lihat ada di Yogyakarta, Bekas, Tangerang. (Tapi) masih impor, mau diteruskan? Mau saya umumkan kalau saya jengkel," katanya.
Alat pertanian nampaknya tak luput dari amarah Jokowi. Pasalnya, Jokowi masih menemukan alat pertanian seperti traktor yang tidak berteknologi tinggi masih diimpor dari luar negeri.
Hal itu ia temukan ketika sedang menanam jagung di Atambua pada Kamis (24/3).
"Alat mesin pertanian, traktor tak berteknologi tinggi saja impor, jengkel saya," katanya.
Alat tulis seperti pensil, kertas, pulpen, bangku, kursi, hingga laptop masih diimpor. Jokowi mengaku heran dengan fenomena itu.
Saking herannya, Jokowi sempat berpikir kementerian, lembaga, dan instansi pemerintah memang bodoh karena tak mau memakai produk dalam negeri dan UMKM.
"Kadang-kadang saya mikir, ini kita ngerti tidak sih? jangan-jangan kita tidak kerja detail sehingga tidak tahu barang yang dibeli itu barang impor," katanya.