Minyak goreng curah masih kosong di sejumlah pasar tradisional di Jakarta. Kekosongan salah satunya terjadi di Pasar Warung Buncit, Jakarta Selatan.
Ari (37), pedagang di pasar itu mengatakan kekosongan terjadi karena sudah hampir sebulan ia dan teman-temannya tidak mendapat pasokan minyak goreng curah. Hal tersebut tak lepas dari kelangkaan pasokan komoditas tersebut dari para distributor atau agen.
"Minyak curah dari agen sudah tidak ada. Tidak tahu pada ke mana minyaknya. Tidak ada kabar juga," ungkapnya kepada CNNIndonesia.com, Senin (28/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Atas kondisi itu, saat ini ia belum tahu kapan akan menjual minyak goreng curah dan berapa harganya. Sebab, ia juga tidak tahu berapa harga yang dipatok agen.
Ari juga menyebut semenjak pemerintah memberlakukan subsidi untuk minyak goreng curah dan menaikkan harga eceran tertinggi (HET) dari Rp11.500 menjadi Rp14 ribu per liter atau setara Rp15.500 per kilogram (kg), komoditas itu malah tidak tersedia di pasar.
Di sisi lain, pemerintah juga mencabut HET untuk minyak goreng kemasan dan mengembalikannya ke mekanisme pasar. Alhasil, harganya pun melambung. Ari saat ini menjual minyak goreng kemasan dengan harga Rp48 ribu per dua liter.
Padahal, sebelumnya ia masih menjualnya dengan harga Rp30 ribu.
"Kasian yang beli, pada mencari minyak goreng curah, karena yang kemasan mahal," imbuhnya.
Lebih lanjut, Ari mengeluhkan kelangkaan minyak goreng curah juga membuat omzetnya menurun 50 persen. Sebelumnya ia bisa menjual 32 liter minyak curah dalam sehari, saat ini ia hanya bergantung pada penjual minyak goreng kemasan.
Setali tiga uang, Riza (28), pedagang di Pasar Inpres Pasar Minggu, Jakarta Selatan, sudah tidak menjual minyak goreng curah selama dua hari belakangan.
Alasannya sama; agen belum menyediakan komoditas tersebut.
Lihat Juga : |
"Dari agen atau distributornya gak tahu, gak ada kabar," kata dia.
Ia mengaku saat ini banyak pembeli yang beralih ke minyak goreng curah karena minyak goreng kemasan harganya tinggi. Sebelumnya jika minyak goreng curah tersedia, ia menjualnya dengan harga Rp22 ribu per kg, jauh di atas HET.
"Ketentuan HET menteri itu hoax, gak ada ke pasar," kata dia.
Dengan keadaan seperti itu, pembeli juga mengeluhkan susahnya mendapat minyak goreng curah.
"Saya nyari minyak curah, saya buat jualan, kalau minyak goreng kemasan mahal. Kalau ada mending curah," ujar Warmen (48), salah seorang pembeli.
Ia mengaku kalaupun minyak goreng curah ada, untuk membelinya pun harus antre panjang.
Pembeli lainnya yang bernama Nendi (28) juga merasa kaget harga minyak goreng curah naik, terlebih keberadaannya pun langka di pasaran.
"Kaget juga harga naik, nyari minyak curah susah sekarang," kata dia.
Oleh karena itu, ia berharap harga minyak curah kembali turun karena secara perekonomian pun ia merasa terbebani.