Konstruksi Tol Yogyakarta-Bawen Bernilai Rp14 T Resmi Dimulai
Konstruksi Tol Yogyakarta-Bawen di Sleman, DIY dimulai Rabu (30/3). Infrastruktur yang masuk Proyek Strategis Nasional (PSN) ini ditarget tuntas dan bisa dioperasikan 2025 mendatang.
Pelaksanaan kontruksi proyek ditandai dengan penekanan tombol tanda dimulainya pembangunan oleh perwakilan dari unsur Kementerian PUPR, Pemda DIY, Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN), dan PT Jasamarga Jogja Bawen di Padukuhan Sanggrahan, Tirtoadi, Mlati, Sleman.
Sekretaris Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Triono Junoasmono mengatakan Jalan Tol Yogyakarta-Bawen selain sebagai PSN juga telah ditetapkan menjadi Proyek Infrastruktur Prioritas (PIP).
Lihat Juga : |
Menurut Triono, Jalan Tol Yogyakarta-Bawen akan dibangun dengan panjang 75,82 kilometer. Rinciannya, 67,5 kilometer berada di wilayah Jawa Tengah dan sisanya 8,77 kilometer di DIY.
"Jalan Tol Yogyakarta-Bawen ini terdiri dari 6 seksi," kata Triono dalam sambutannya, Rabu (30/3).
Seksi 1 meliputi Ruas Yogyakarta-Banyurejo (8,25 km); Seksi 2 Ruas Banyurejo-Borobudur (15,26 km); Seksi 3 Ruas Borobudur-Magelang (8,08 km); Seksi 4 Ruas Magelang-Temanggung (16,26 km); Seksi 5 Ruas Temanggung-Ambarawa (22,56 km); dan Seksi 6 Ruas Ambarawa-Bawen (5,21 km).
Jalan Tol Yogyakarta-Bawen rencananya memiliki 4 buah simpang susun dan 1 junction. Tol akan dibangun menggunakan desain struktur di atas tanah dan elevated atau melayang.
"Dengan nilai investasi sebesar Rp14,62 triliun, dengan masa konsesi 40 tahun yang akan dilaksanakan oleh PT. Jasamarga Jogja-Bawen selaku Badan Usaha Jalan Tol," jelas Triono.
Adapun tahap pembebasan lahan untuk Seksi 1 proyek ini, kata Triono, telah mencapai 92,28 persen. Target selesai konstruksi yakni pada kuarter IV 2023.
"Sehingga secara keseluruhan, jalan tol ini ditargetkan dapat tersambung seluruhnya secara bertahap pada kuarter IV 2024," imbuhnya.
Jalan Tol Yogyakarta-Bawen ini didesain terintegrasi dengan Jalan Tol Solo-Yogyakarta-Yogyakarta International Airport (YIA) dan Kawasan Candi Boroboudur sebagai kawasan strategis pariwisata super prioritas.
"Dan candi-candi lainnya, seperti Candi Prambanan dan Candi Ratu Boko," lanjutnya.
DIY dan Jateng sendiri total memiliki 8 lokasi super prioritas untuk pengembangan logistik, meliputi pariwisata maupun industri. Diharapkan tol ini akan meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas antar wilayah, mendukung pengembangan daerah, dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
Direktur Jenderal Bina Marga Hedy Rahadian menambahkan untuk Seksi 2 dan selanjutnya sebagian rencana pembangunan masih dalam tahap finalisasi desain dan lelang di BUJT.
"Kita harapkan keseluruhan Jogja-Bawen ini selesai 2025," kata Hedi.
Menurut Hedi, dengan desain yang terintegrasi maka diharapkan tol ini akan memperkuat posisi DIY sebagai Hub utama perekonomian Pulau Jawa sisi Selatan.
"Kita memang melihat dulu kita prioritaskan pengadaan tanah juga dimulai dari Jogja, karena salah satu pemicu trase Jogja-Bawen itu adalah bagaimana kita meningkatkan konektivitas Borobudur dengan Jogjakarta, itu sebabnya kita mulai (pembangunan) dari sisi sini," imbuhnya.
Sekda DIY Kadarmanta Baskara Aji menyebut groundbreaking kali ini sebagai momen bersejarah bagi wilayahnya. Senada, dia berharap bagian dari Proyek Tol Trans-Jawa ini mampu memberikan multimanfaat dan kesejahteraan bagi masyarakat.
"Karena ini adalah pertama kali groundbreaking tol di DIY. Indonesia sudah banyak jalan tolnya, tapi di DIY membangun jalan tol yang pertama adalah di tempat ini. Jadi saya kira ini perlu kita catat sebagai sejarahnya DIY," tuturnya.
(kum/agt)