Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di kisaran 5,1 persen pada tahun ini. Proyeksi ini turun dari sebelumnya sebesar 5,2 persen.
Kepala Ekonom Bank Dunia Asia Timur dan Pasifik Aaditya Mattoo mengatakan penurunan proyeksi pertumbuhan ini mempertimbangkan kondisi geopolitik internasional di tengah invasi Rusia ke Ukraina. Namun, ia menyatakan dampak perang Rusia-Ukraina terbilang kecil terhadap Indonesia.
"Beberapa negara, seperti Malaysia dan Indonesia tidak terlalu rentan terhadap kenaikan harga komoditas akibat perang yang berlangsung," ujar Mattoo seperti dilansir Antara, Selasa (5/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebab, menurut dia, Indonesia dan Malaysia sebagai negara pengekspor komoditas lebih mampu meredam kenaikan harga di pasar internasional. Hal ini berbeda dengan negara-negara pengimpor di kawasan Asia Timur dan Pasifik, seperti Fiji dan Thailand.
Selain itu, Mattoo melanjutkan Indonesia termasuk negara dengan kebijakan yang hati-hati ketika ada guncangan.
Kendati menurunkan proyeksi ekonomi Tanah Air, namun Bank Dunia menyatakan proyeksi tersebut masih lebih tinggi dari rata-rata laju perekonomian negara di kawasan Asia Timur dan Pasifik, yaitu sebesar 5 persen.
Pasalnya, Bank Dunia melihat negara-negara Asia Timur dan Pasifik akan terkena imbas perang Rusia-Ukraina berupa gangguan pasokan dan kenaikan komoditas pangan serta energi. Apalagi, mereka memiliki ketergantungan impor dan ekspor terhadap barang, jasa, hingga modal dengan Rusia-Ukraina.
Gangguan lain berupa tekanan ke sektor keuangan dan penurunan kepercayaan global. Untuk itu, Bank Dunia menyarankan agar pemerintah negara-negara Asia Timur dan Pasifik merekonsiliasi kebutuhan belanja dengan keterbatasan anggaran yang semakin ketat melalui komitmen untuk memulihkan disiplin fiskal.
Bank Dunia juga menyarankan untuk melakukan reformasi fiskal melalui penetapan peraturan perundang-undangan yang akan dilaksanakan berdasarkan langkah-langkah pemulihan yang obyektif.
Misalnya, peraturan perundang-undangan reformasi perpajakan baru di Indonesia yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan sebesar 1,2 persen dari produk domestik bruto (PDB) dalam jangka menengah.
Di sisi lain, Bank Dunia menyatakan ekonomi Indonesia, China, dan Vietnam sudah melampaui level sebelum pandemi. Sementara ekonomi Kamboja, Malaysia, Mongolia, Filipina, dan Thailand diperkirakan baru bisa pulih pada tahun ini.