Rupiah Keok ke Rp14.359 per Dolar AS, Was-was The Fed Rem Inflasi
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.359 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Rabu (6/4) sore. Mata uang Garuda melemah 11 poin atau 0,08 persen dari Rp14.348 per dolar AS pada Selasa (5/4).
Begitu pula dengan kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang menempatkan rupiah di posisi Rp14.364 per dolar AS atau melemah dari Rp14.348 per dolar AS pada perdagangan sebelumnya.
Rupiah kompak lesu bersama mayoritas mata uang Asia, seperti yen Jepang minus 0,28 persen, dolar Hong Kong 0,04 persen, won Korea Selatan 0,46 persen, peso Filipina 0,44 persen, ringgit Malaysia 0,13 persen, dan bath Thailand 0,12 persen.
Sementara, dolar Singapura menguat 0,01 persen dan yuan China stagnan.
Di sisi lain, mata uang utama negara maju tampak bergerak variatif. Euro Eropa hijau 0,07 persen, poundsterling Inggris naik 0,1 persen, dolar Australia melemah 0,08 persen, dolar Kanada turun 0,14 persen, dan franc Swiss minus 0,39 persen.
Analis sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan penguatan dolar AS terhadap pelbagai mata uang internasional disebabkan oleh ekspektasi pengetatan kebijakan moneter yang agresif oleh The Fed guna menjinakkan inflasi.
Lihat Juga : |
Risalah pertemuan bank sentral AS bulan lalu akan dirilis pada malam ini dan para pedagang berhati-hati dengan apa yang akan dilakukan pembuat kebijakan selanjutnya.
Ibrahim menyebut ketegangan pasar bisa dilihat dari imbal hasil (yield) obligasi AS yang naik.
"Imbal hasil 2 tahun AS berada pada level tertinggi sejak Januari 2019. Imbal hasil 5 tahun berada pada level tertinggi sejak Desember 2018 dan imbal hasil 10-tahun patokan naik menjadi 2,6120 persen, tertinggi sejak April 2019," beber dia lewat rilis harian, Rabu (6/4) sore.