Kementerian ESDM mencatat rata-rata harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ ICP) naik 18,57 persen dari US$95,72 per barel pada Februari 2022 menjadi US$113,5 per barel pada Maret 2022.
"Harga rata-rata minyak mentah Indonesia untuk Maret 2022 ditetapkan sebesar US$113,50 per barel," ungkap Kementerian ESDM melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 33 Tahun 2022 tentang Harga Minyak Mentah Indonesia pada Maret 2022, Rabu (6/4).
Kementerian menyatakan harga minyak Indonesia meningkat karena pasokan minyak mentah global sempat terganggu akibat perang Rusia-Ukraina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasalnya, perang antara kedua negara memunculkan berbagai sanksi ekonomi dari Amerika Serikat dan negara-negara barat, sehingga membuat pasokan minyak global berkurang.
"Terganggunya pasokan minyak mentah global seiring terjadinya konflik Rusia-Ukraina," jelas kementerian.
Padahal, permintaan minyak tengah meningkat, sehingga harganya langsung terkerek. Selain itu, ada juga pengaruh dari peningkatan harga minyak mentah asal negara lain di pasar dunia dan minimnya produksi minyak di negara-negara penghasil minyak.
"Sabotase di negara-negara Afrika Barat dan perang sipil di Libya menyebabkan berkurangnya produksi dan kegagalan dalam pemenuhan kuota produksi," terang kementerian.
Berbagai faktor ini membuat Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (Organization of the Petroleum Exporting Countries /OPEC) menurunkan proyeksi produksi minyak mentah negara-negara non-OPEC sebanyak 12 ribu barel per hari menjadi 66,59 juta barel per hari pada tahun ini. Sementara proyeksi permintaan justru meningkat sebesar 100 ribu barel per hari menjadi 100,9 juta barel per hari.
Sedangkan untuk jumlah stok, Badan Energi Internasional (International Energy Agency/IEA) mencatat penurunan sekitar 29,8 juta barel pada Februari 2022. Khusus di AS, stok minyak mentah turun 35 juta barel menjadi 409,9 juta barel pada Maret 2022.
Begitu juga dengan stok bensin turun 7,2 juta menjadi 238,8 juta barel dan stok distillate turun 5,6 juta menjadi 113,5 juta barel.
"Untuk kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak mentah juga dipengaruhi oleh pernyataan pemerintah China yang akan meluncurkan lebih banyak kebijakan untuk mendukung peningkatan ekonomi," tutup kementerian.