Sejumlah pedagang di Beji, Depok, lantang menyuarakan penolakan terhadap rencana pemerintah menaikkan harga LPG 3 Kg. Mereka menolak, karena tingginya harga-harga kebutuhan pokok saat ini.
Siti (47), seorang pedagang warteg di Beji, Depok, menolak mentah-mentah wacana kenaikan harga LPG 3 Kg. Ia khawatir banyak langganannya kabur akibat harga makanan yang dijualnya terkerek naik.
"(Pembeli) pada komplain jadinya. Pernah itu ya langganan saya sampe pastiin ke tempat lain kalau harga naik gaknya. Sama langganan orang lain juga sebaliknya gitu, mastiin mahal gak harganya," ucapnya kepada CNNIndonesia.com, Kamis (7/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Ia menyebut bahwa makanan yang dijual saat ini naik hingga Rp1.000. Misalnya, nasi ayam yang sebelumnya Rp12 ribu per porsi, kini menjadi Rp13 ribu. Siti khawatir harga makanan bakal lebih mahal jika gas LPG naik.
Walau begitu, Siti mengatakan bahwa tak ada penurunan pembeli. Namun, ia sedih apabila harga gas naik akan semakin mempersulit masyarakat.
"Kenaikan harga sekarang parah dulu paling 2-3 persen, sekarang bisa naik 10 persen. Parah banget masa ekonomi kayak gini, kasihan lah kita," katanya.
Senada, seorang pedagang kue serabi khas Jawa Barat juga tak ingin harga LPG naik. Sebab, dikhawatirkan bisa menekan pemasukan yang didapat dari berjualan.
"Gak setuju lah, karena semua udah naik masa ini ikut naik juga jadi makin gede pengeluarannya, sementara pemasukannya gak seberapa, jadi ga seimbang," kata Taufiq (33) yang berdagang Serabi di Pondok Cina, Depok.
Walau barang dagangannya tak mengalami kenaikan harga, namun ia harus menanggung sendiri apabila harga bahan baku naik sementara harga serabi yang dijual tetap sama.
"Kalo nutup (modal) ya masih bisa lah (ditanggung) tapi risikonya pemasukan saya yang berkurang. Kalo gak nutup ya pasti naik harganya (serabi)," jelasnya.
Taufik hanya bisa berharap kepada pemerintah agar secepatnya menstabilkan harga bahan pokok dan menahan harga LPG agar tidak naik. Dengan begitu, masyarakat bisa kembali berkegiatan dengan tenang.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah sedang mengkaji kenaikan harga Pertalite dan LPG 3 kg. Hal ini menyusul lonjakan harga minyak mentah dunia beberapa waktu terakhir yang menembus US$100 per barel.
"Saat sekarang kami masih mengkaji. Nanti sesudah kaji, akan kami umumkan," ucap Airlangga dalam konferensi pers, Selasa (5/4) lalu.