Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu mengklaim kondisi perekonomian Indonesia sudah mulai kembali ke level prapandemi covid-19.
"Indonesia termasuk salah satu dari sekian negara yang di 2021 sudah kembali ke level ekonomi 2019. Jadi kita sudah kembali ke level ekonomi sebelum pandemi sebenarnya," ujarnya dalam webinar bertajuk 'G20 Seri 1: Exit Strategy untuk Mendukung Pemulihan Ekonom', Kamis (7/4).
Febrio menuturkan angka tingkat kemiskinan Indonesia pada 2021 sudah turun menjadi 9,7 dibandingkan 2020 yang mencapai 10,2. Capaian pada 2021 tersebut sudah mendekati angka di 2019, yakni 9,2.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya, dari sisi tingkat ketimpangan atau rasio gini, pada 2021 angkanya berada di 0,381 atau turun dibandingkan 2020, 0,385. Sementara angka di 2019 adalah 0,380.
"Jadi tahun ini kita harapkan kita terus lanjutkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan baik, sehingga ketimpangan tetap kita jaga dengan semakin baik," sambung Febrio.
Lebih lanjut, ia juga mengatakan secara perekonomian, Indonesia termasuk negara yang paling berhasil mengelola pandemi dibandingkan dengan negara di Asia Tenggara lainnya.
"Indonesia termasuk negara yang paling berhasil mengelola pandemi, baik secara keuangan negara, terutama secara perekonomian, dan lebih penting secara melindungi masyarakatnya," ujarnya.
Febrio menyebut pertumbuhan perekonomian Indonesia terkontraksi sekitar 2,1 persen pada 2020. Sementara, banyak negara terkontraksi minus dua digit.
Menghadapi hal tersebut, pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPU) yang memperbolehkan melepas 3 persen dari PDB, dan untuk defisitnya paling tidak sampai 3 tahun.
"Kita manfaatkan betul waktu itu. Kita punya rencana untuk defisitnya sampai 6,3 persen lebih tapi kemudian realisasinya di 6,1 persen," kata Febrio.
Febrio berharap pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini semakin baik, pengangguran semakin sedikit, serta angka kemiskinan pun turun.
"Satu lagi juga adalah APBN kita juga semakin sehat. Salah satu yang kita harapkan itu adalah APBN nya bisa kembali di bawah 3 persen defisitnya di 2023," tandasnya.