Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.363 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Rabu (13/4) sore. Mata uang Garuda menguat 3 poin atau 0,02 persen dibandingkan Rp14.366 per dolar AS pada Selasa (12/4).
Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.359 per dolar AS atau menguat dari Rp14.364 per dolar AS pada Selasa kemarin.
Rupiah menguat bersama won Korea Selatan 0,63 persen, peso Filipina 0,14 persen, baht Thailand 0,13 persen, dan ringgit Malaysia 0,04 persen. Sisanya berada di zona merah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Yuan China melemah 0,01 persen, dolar Singapura minus 0,01 persen, dolar Hong Kong minus 0,02 persen, rupee India minus 0,06 persen, dan yen Jepang minus 0,53 persen.
Mayoritas mata uang utama negara maju berada di zona hijau. Rubel Rusia menguat 2,33 persen, franc Swiss 0,11 persen, dolar Kanada 0,06 persen, euro Eropa 0,03 persen, dan poundsterling Inggris 0,03 persen. Cuma dolar Australia yang melemah 0,25 persen dari dolar AS.
Analis sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan penguatan rupiah terjadi karena sentimen kelanjutan perang Rusia-Ukraina. Sentimen ini juga berlaku bagi pergerakan mata uang lain di dunia.
Lihat Juga : |
"Dolar AS turun karena perang di Ukraina tidak menunjukkan tanda-tanda akan berakhir dalam waktu dekat," ungkap Ibrahim.
Sentimen lain berupa pengaruh kebijakan bank-bank sentral negara lain. Salah satunya, bank sentral Selandia Baru yang baru saja menaikkan tingkat suku bunga acuannya menjadi 1,5 persen.
Sementara keputusan bank sentral Kanada, Eropa, dan Korea Selatan akan segera diumumkan dalam waktu dekat.