Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 27,24 poin atau 0,38 persen ke level 7.235 pada perdagangan akhir pekan lalu. Investor asing mencatat beli bersih atau net buy di seluruh pasar sebesar Rp30,79 miliar.
Dalam sepekan terakhir, indeks saham menguat sebanyak dua kali dan melemah dua kali. Sementara secara total, performa indeks menguat sebesar 1,52 persen.
Pelaksana Harian Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Yulianto Aji Sadono menyebut kapitalisasi pasar bursa naik 3,97 persen dari Rp9,045 ribu triliun pada pekan sebelumnya, menjadi Rp9,41 ribu triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Sementara, rata-rata nilai transaksi harian bursa meningkat 27,28 persen dari Rp13,847 triliun menjadi Rp17,624 triliun. Kemudian, rata-rata transaksi harian bursa melonjak 20,15 persen dari 1,63 juta transaksi menjadi 1,35 juta transaksi.
"Peningkatan tertinggi pekan ini terjadi pada rata-rata volume harian bursa sebesar 39,66 persen menjadi 31,003 miliar saham dari 22,199 miliar saham pada penutupan pekan sebelumnya," terang Yulianto, seperti dikutip dari situs IDX, Kamis (14/4).
Analis Teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memprediksi IHSG berpotensi melemah di rentang support 7.146 dan resistance 7.320 selama pekan ini.
Menurutnya, para pelaku pasar masih cenderung memperhatikan beberapa sentimen seperti tingginya inflasi di AS dan negara Eropa yang dikarenakan naiknya harga komoditas dunia. Selain itu, pasar juga masih mencermati dampak lockdown yang terjadi di beberapa daerah di China.
Dari dalam negeri, IHSG akan dipengaruhi oleh rilis data neraca perdagangan, data ekspor dan impor, dan suku bunga Bank Indonesia (BI). Ia memperkirakan kenaikan dan kelangkaan BBM dan kenaikan tarif listrik tentunya akan berdampak pada indeks saham.
"Kenaikan inflasi Indonesia sendiri sedikit banyak akan berpengaruh ke pergerakan IHSG sendiri, maka dari itu secara teknikal diperkirakan IHSG masih rawan koreksi," kata Herditya.
Secara teknikal, ia merekomendasikan sejumlah saham untuk dikoleksi, seperti PT Kapuas Prima Coal Tbk atau ZINC yang ditutup menguat 1,15 persen ke posisi 88 pada pekan lalu. Herditya memprediksi ZINC dapat menyentuh posisi 100.
Lalu, PT Jasa Marga (Persero) Tbk atau JSMR yang ditutup melemah 2,39 persen ke posisi 3.680. Ia memprediksi JSMR dapat menyentuh posisi 4.040.
Selanjutnya, Herditya juga merekomendasikan PT Ace Hardware Indonesia Tbk atau ACES yang ditutup melemah 2,14 persen ke posisi 1.145. Ia memprediksi saham emiten sektor industri ini dapat menyentuh posisi 1.300.
Kemudian, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BBRI yang ditutup melemah 1,52 persen ke posisi 4.540. Herditya memprediksi saham emiten sektor perbankan ini dapat menyentuh posisi 4.760.
Terakhir, ada PT Smartfren Telecom Tbk atau FREN yang ditutup menguat 3,53 persen ke posisi 88. Herditya memprediksi FREN dapat menyentuh posisi 108 pekan ini.
Lihat Juga : |
Sementara, pengamat Pasar Modal Riska Afriani memproyeksikan selama sepekan ke depan, IHSG bergerak di rentang support 7.132 dan resistance 7.345.
Menurut Riska, di pasar global yang akan menjadi fokus investor antara lain adalah kenaikan Yield Treasury Amerika Serikat seiring dengan pecahnya ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina, pertumbuhan Produk Domestik Bruto serta penjualan ritel China di Maret 2022.
"Selain itu, saya melihat bahwa persepsi investor dalam waktu dekat akan dipengaruhi oleh kebijakan moneter AS," ujarnya.
Terkait sentimen dalam negeri, pengumuman pemerintah mengenai tunjangan hari raya (THR) yang akan dibayarkan di April serta gaji ke-13 pada Juni atau Juli akan memiliki pengaruh positif bagi sektor consumer goods.
"THR dan Gaji ke-13 akan meningkatkan konsumsi masyarakat, memiliki pengaruh yang positif untuk sektor consumer goods," kata Riska.
Di sisi lain, rencana kenaikan tarif listrik menurutnya tidak akan terlalu berpengaruh pada IHSG, kecuali jika muncul unjuk rasa alias demo rakyat yang menolak kebijakan tersebut.
"Kenaikan tarif listrik dalam negeri dapat menimbulkan unjuk rasa kembali, pengaruhnya tidak terlalu signifikan terhadap IHSG, namun dapat memberikan sentimen negatif untuk pergerakan IHSG saat demo berlangsung," ujar Riska.
Dalam keadaan seperti itu, ia menyarankan investor untuk tetap memperhatikan saham sektor pertambangan karena berpotensi diwarnai aksi profit taking.
Jika dirinci, sejumlah saham yang Riska rekomendasikan untuk dikoleksi yakni PT Vale Indonesia Tbk atau INCO yang ditutup menguat 7,41 persen ke posisi 7.975 pada pekan lalu. Kemudian, PT Astra Agro Lestari Tbk atau AALI yang ditutup menguat 0,39 persen ke posisi 12.875 di pekan sebelumnya.
Lalu, ia juga merekomendasikan PT Adaro Energy Indonesia Tbk atau ADRO yang ditutup melemah 1,19 persen ke posisi 3.310 dan PT Pakuwon Jati Tbk atau PWON yang ditutup melemah 1,94 persen ke posisi 505.
Riska juga merekomendasikan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk atau ICBP yang ditutup melemah 2,05 persen ke posisi 7.175, serta PT Bank Central Asia Tbk atau BBCA yang ditutup melemah 1,28 persen ke posisi 7.700.
Lebih lanjut, Riska juga merekomendasikan PT Astra International Tbk dan PT Aneka Tambang Tbk untuk pekan ini.
(tdh/agt)