Jelang Pertemuan dengan IMF, Presiden Sri Lanka Tunjuk 17 Menteri Baru

CNN Indonesia
Senin, 18 Apr 2022 19:57 WIB
Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa menunjuk 17 menteri baru jelang pertemuan resmi dengan Dana Moneter Internasional (IMF) pada hari ini, Senin (18/4).
Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa menunjuk 17 menteri baru jelang pertemuan resmi dengan Dana Moneter Internasional (IMF) pada hari ini, Senin (18/4). (REUTERS/Dinuka Liyanawatte).
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa menunjuk 17 menteri baru jelang pertemuan resmi dengan Dana Moneter Internasional (IMF) pada hari ini, Senin (18/4).

"17 menteri kabinet baru dilantik di hadapan Presiden Gotabaya Rajapaksa di Sekretariat Presiden pagi ini," tulis kantor presiden, seperti dikutip Reuters.

Sri Lanka dan IMF akan berdiskusi soal program dana pinjaman untuk menanggulangi krisis ekonomi akibat pandemi dan ketegangan geopolitik saat ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rajapaksa tidak memasukkan anggota keluarganya yang telah digulingkan oleh aksi demonstrasi. Walau begitu, Mahinda Rajapaksa atau kakak laki-laki sang kepala negara itu tetap akan menjadi perdana menteri.

Selain itu, Rajapaksa masih mengangkat 5 menteri lainnya yang masih duduk sebagai anggota kabinet pemerintahan sebelumnya.

"Portofolio kabinet yang dipegang oleh Presiden dan Perdana Menteri tidak berubah," tulisnya.

Sebelumnya, Rajapaksa membubarkan kabinetnya menyusul kerusuhan yang terjadi beberapa waktu lalu. Aksi demonstrasi tersebut terjadi di luar kantor presiden di Kolombo hingga lebih dari satu pekan.

Masyarakat sudah geram dengan krisis ekonomi yang membuat pemadaman listrik berkepanjangan, kekurangan bahan bakar hingga obat-obatan.

Terbatasnya pasokan tersebut disinyalir akibat cadangan devisa Sri Lanka yang telah menurun tajam dan terpaksa harus menghentikan impor kebutuhan pokok.

Sementara itu, sektor utama ekonomi Sri Lanka yang paling terpukul adalah pariwisata, yang terpukul akibat pandemi. Pemerintah juga akan mencoba melobi IMF untuk memberikan bantuan bagi sektor tersebut.

Pekan lalu, bank sentral Sri Lanka menyatakan secara sepihak akan menangguhkan pembayaran utang luar negeri ketimbang menggunakan cadangan devisa sekitar US$1,93 miliar untuk mengimpor barang yang penting bagi masyarakatnya.

[Gambas:Video CNN]



(fry/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER