APBN 2022 Surplus Rp10,3 T Sampai 31 Maret

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 surplus Rp10,3 triliun sampai 31 Maret 2022. Realisasi ini berbanding terbalik dari periode yang sama pada tahun lalu di mana keuangan negara justru defisit Rp143,7 triliun.

Ani, sapaan akrabnya mengatakan surplus ini memberi dampak positif bagi penggunaan utang. Sebab, pembiayaan utang turun dari Rp332,4 triliun pada Maret 2021 menjadi Rp139,4 triliun pada Maret 2022.

"Tahun lalu defisit cukup dalam 4,57 persen, tahun ini masih surplus 0,06 persen dari GDP, maka pembiayaan utang kita merosot tajam," ujar Ani, saat konferensi pers APBN KiTa edisi April 2022, Rabu (20/4).

Lebih lanjut, bendahara negara membeberkan surplus APBN tercipta karena realisasi pendapatan negara lebih besar dari belanja. Tercatat, pendapatan negara mencapai Rp501 triliun per akhir bulan lalu.

Sementara belanja cuma Rp490,6 triliun. Selain itu, pemerintah masih punya saldo anggaran lebih (SAL) berkisar Rp149,7 triliun. Sedangkan keseimbangan primer sebesar Rp94,7 triliun.

[Gambas:Video CNN]

Untuk pendapatan negara, utamanya masih disumbang oleh penerimaan perpajakan mencapai Rp401,8 triliun dan sisanya penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp99,1 triliun.

Untuk belanja, terbanyak dihabiskan untuk belanja pemerintah pusat mencapai Rp314,2 triliun. Terdiri dari belanja kementerian/lembaga sebesar Rp150 triliun dan belanja non k/l Rp164,2 triliun.

Sisanya, untuk transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) Rp176,5 triliun. Terbagi atas transfer ke daerah Rp165,7 triliun dan dana desa Rp10,8 triliun.