Nestle mencatat nilai penjualan sebesar US$23,4 miliar atau setara Rp335,64 triliun (kurs Rp14.344 per dolar AS) pada kuartal I 2022. Realisasinya tumbuh 5,4 persen dari periode yang sama tahun lalu, meski perusahaan menaikkan harga sejumlah produknya sejak tahun lalu.
"Kami meningkatkan harga dengan cara yang bertanggung jawab dan melihat permintaan konsumen yang berkelanjutan," tutur Kepala Eksekutif Nestle Mark Schneider, dilansir AFP, Kamis (21/4).
Schneider mengatakan perusahaan mau tidak mau menaikkan harga sejumlah produknya karena harga bahan pangan meningkat sejalan pemulihan ekonomi dunia. Bahkan, saat ini tingkat inflasi semakin tinggi akibat perang Rusia-Ukraina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alhasil, perusahaan makanan asal Swiss itu mengerek harga produknya, seperti cokelat, kopi, makanan bayi, hingga makanan hewan peliharaan.
"Inflasi biaya terus meningkat tajam, ini akan membutuhkan penetapan harga lebih lanjut dan tindakan mitigasi sepanjang tahun ini," ungkapnya.
Kendati harga produk naik, namun perusahaan mengklaim realisasi penjualan tetap laris. Bahkan untuk penjualan di Rusia sekalipun.
Perusahaan tetap menjual produk makanan utama ke negara pimpinan Presiden Vladimir Putin sejak perang pecah pada Februari 2022.
Langkah ini berbeda dengan kebanyakan perusahaan asal Eropa lain yang justru memilih hengkang dari Rusia setelah invasi dilancarkan.
Lebih lanjut, perusahaan menargetkan penjualan organik atau murni dari produk-produk mereka akan tumbuh di kisaran 5 persen sampai akhir tahun, meski realisasi per kuartal I 2022 telah mencapai 7,6 persen.