Anggota Komisi IV DPR RI Yohanis Fransiskus Lema mengkritik Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo soal impor yang dilakukan terhadap sejumlah komoditas pangan strategis. Pasalnya, beberapa surplus komoditas pangan terjadi akibat impor.
"Di berbagai komoditas strategis seperti gula konsumsi dan daging, itu semua angka importasinya bukan turun justru meningkat. Gila, kalau negara ini memastikan surplus pangan strategis dari importasi karena ini solusi jangka pendek," kata Yohanis dalam Rapat Dengar Pendapat di Senayan, Jakarta, Senin (11/4).
Ia khawatir impor pangan yang terus meningkat merupakan akibat dari politik pembiaran yang dilakukan pemerintah. Dengan begitu, impor pangan marak terjadi dan tak berujung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Selain itu, anggota dewan dari Fraksi PDIP ini juga mengkritik harga pangan yang selalu naik jelang memasuki hari raya, tak terkecuali Idulfitri. Ia pun menduga terdapat beberapa kemungkinan yang tak biasa dan menyebabkan harga pangan naik jelang hari raya."Saya khawatir ketergantungan ini terjadi karena adanya politik pembiaran, semacam ada ruang yang diberikan jadi perburuan kuota impor terus terjadi. Ini semoga diperhatikan betul," katanya.
"Harga pangan naik jelang hari raya, ini sebuah anomali dan tidak lumrah. Kalau lihat di banyak negara harga pangan menjelang hari raya justru turun bukan naik. Apakah karena ada penimbunan pangan di jaringan distribusi atau ada putusnya konektivitas antar daerah, ini perlu dicari jalan keluarnya agar tahun-tahun berikutnya masalah ini bisa diselesaikan," ucapnya.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo merespons kritik tersebut dengan mengatakan bahwa sebagai pemimpin ia ingin komoditas pangan tidak impor, namun hal itu sulit untuk dilakukan lantaran keterbatasan anggaran.
"Saya juga sama perasaannya. Kenapa harus impor kalo bisa disiapkan, cuma masalahnya di mana uangnya ini? Insyaallah, tapi ini enggak mudah dan butuh proses. Kita sudah terlanjur impor daging sapi 1,2 juta ekor per tahun dan kita tiba-tiba enggak impor, ya enggak bisa, kita butuh Rp30 triliun itu doang," katanya.
Sementara itu, Syahrul mengklaim bahwa pasokan pangan akan terjaga selama Ramadan hingga Hari Raya Idulfitri 1443 H mendatang. Klaim ini dinyatakan setelah ketersediaan 12 komoditas pangan terpantau relatif aman.
"Prinsipnya sampai dengan Ramadan dan Idul Fitri semua (pangan) tersedia, cukup aman menurut kami dan ini sudah kami validasi data ini dan aktualisasi sampai ke lapangan," ucapnya.