Ekonomi AS Minus 1,4 Persen pada Kuartal Pertama 2022

wel | CNN Indonesia
Jumat, 29 Apr 2022 16:24 WIB
AS mencatat pertumbuhan ekonomi minus 1,4 persen pada kuartal pertama tahun ini di tengah penurunan dana bantuan covid-19 dari pemerintah.
AS mencatat pertumbuhan ekonomi minus 1,4 persen pada kuartal pertama tahun ini di tengah penurunan dana bantuan covid-19 dari pemerintah. Ilustrasi. (REUTERS/Sarah Silbiger).
Jakarta, CNN Indonesia --

Amerika Serikat (AS) mencatat pertumbuhan ekonomi minus 1,4 persen pada kuartal pertama tahun ini di tengah penurunan dana bantuan covid-19 dari pemerintah.

Namun demikian, penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) AS tidak sejalan dengan permintaan domestik yang kuat.

Kementerian Perdagangan AS menyebut kontraksi ekonomi ini merupakan yang pertama sejak resesi akibat pandemi hampir dua tahun lalu, didorong oleh defisit perdagangan yang luas karena lonjakan impor dan penurunan pasokan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, permintaan domestik meningkat dibandingkan kuartal keempat tahun lalu, menghilangkan kekhawatiran baik stagflasi atau pun resesi.

Di sisi lain, Federal Reserve diperkirakan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada Rabu depan, usai menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Maret lalu.

Bank sentral AS juga kemungkinan akan segera memangkas kepemilikan asetnya.

"Ekonomi masih menunjukkan ketahanan, tetapi laporan PDB kuartal pertama menandakan dimulainya pertumbuhan yang lebih moderat tahun ini dan berikutnya, sebagian besar sebagai respons terhadap suku bunga yang lebih tinggi," tutur Ekonom Senior BMO Capital Markets Sal Guatieri, dikutip dari Reuters pada Jumat (29/4).

"Meskipun kontraksi, The Fed tidak punya banyak pilihan selain menaikkan suku bunga secara agresif pada Mei untuk menahan inflasi," beber dia.

Pertumbuhan minus 1,4 persen tersebut meleset dari proyeksi poling analis Reuters sebesar 1,1 persen, dengan rentang perkiraan berkisar dari minus 1,4 persen-2,6 persen.

Ekonomi Negeri Paman Sam juga terpukul oleh tantangan rantai pasokan, kekurangan pekerja, dan inflasi yang merajalela.

Mengutip CNN, kontraksi pada kuartal pertama disebabkan oleh penurunan investasi yang sebelumnya melonjak di akhir tahun lalu. Oleh karena itu, Direktur Senior Penelitian Ekonomi di Moody's Analytics Ryan Sweet menilai angka tersebut tak perlu ditelan mentah-mentah.

Pasalnya, ekspor dan belanja pemerintah juga turun, sementara impor naik. Belanja konsumen, yang sangat penting bagi perekonomian, meningkat karena harga terus naik.

Masyarakat AS menghabiskan lebih banyak uang mereka ke layanan, terutama perawatan kesehatan, mengimbangi penurunan kecil dari belanja barang yang menyusut lantaran lonjakan harga gas.

Indeks harga yang melacak pengeluaran konsumsi pribadi naik 7 persen dalam tiga bulan pertama tahun ini atau 5,2 persen jika menghilangkan komponen harga energi dan makanan.

[Gambas:Video CNN]



(bir)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER