Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee menyebut pelemahan tajam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) usai lebaran kemarin terjadi akibat penyesuaian yang dilakukan oleh pasar usai libur panjang.
Menurutnya, koreksi memang wajar terjadi. Apalagi pada saat sama, pasar global juga turun 3 persen-4 persen. Selain sentimen itu, ia juga menyebut pelemahan indeks juga dipicu kekhawatiran pasar atas kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS sebesar 50 basis poin.
Pelemahan juga dipicu kekhawatiran pasar atas kondisi ekonomi global.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
"Secara umum pasar itu khawatir karena The Fed itu berpotensi menaikkan suku bunga dengan agresif di mana ada prediksi mereka akan menaikkan lagi 50 basis poin. Kemudian suku bunga Fed itu akan menuju 2 sampai 2,25 persen di akhir tahun ini dan 3 persen di tahun depan," kata Hans.
Tak hanya itu, pasar juga khawatir dengan lockdown yang dilakukan di China dan inflasi global yang berpotensi membuat ekonomi dunia cukup terpuruk.
"Global ekonomi akan memasukki periode resesi dipicu oleh kenaikan suku bunga Fed yang agresif, perang Ukraina-Rusia, penguncian pada China ya, kemudian naiknya komoditas, inflasi yang tinggi. Sehingga ekonomi dunia itu memasuki periode dimana pertumbuhan ekonomi minus tetapi diikuti dengan inflasi yang tinggi," katanya.
Meski demikian, ia masih percaya diri pelemahan tak akan berlangsung lama. Kepercayaan diri dipicu karena pelemahan indeks mulai mengecil pada Selasa (10/5) ini.
Hans melihat kemungkinan pasar berbalik arah menjadi hijau walaupun kemungkinannya kecil.
"Saya pikir mungkin besok ada peluang rebound sedikit ya, tapi trendnya udah turun jadi saya pikir penurunannya masih akan berlanjut. Jadi indeks kita akan tunggu di 6.500-an sebagai support indeks," sebut Hans.
Senada dengan Hans, Analis Teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan indeks memang mendapatkan tekanan besar dari ekspektasi pasar bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga AS dengan lebih agresif dicampur dengan inflasi global yang terus merangkak.
"Kenaikan suku bunga ini sebenarnya sudah diperkirakan dan sesuai dengan ekspektasi market, namun demikian dengan adanya perkiraan ancaman perlambatan ekonomi di negara-negara maju akibat inflasi yang tinggi membuat khawatir para pelaku pasar sehingga tetap melakukan sell off di market," ujar Herditya.
Lihat Juga : |
Hal ini ia sebut berimbas kepada IHSG, dimana tercatat pengeluaran bersih atau net outflow asing cukup besar dalam dua hari terakhir. Oleh karena itu, ia memperkirakan IHSG dalam jangka pendek berpeluang menguat terlebih dahulu, namun relatif terbatas.
"Apabila kembali break support terdekat di 6.662, maka diperkirakan pada Mei hingga awal Juni kurang begitu baik," katanya.
IHSG tertekan hebat pada dua hari setelah libur lebaran ini. Pada Senin (9/5) kemarin saja misalnya, IHSG anjlok 4,42 persen ke level 6.910.
Tekanan kembali berlanjut. Pada Selasa (10/5) ini, IHSG melemah 1,3 persen ke level 6.819.
Lihat Juga :REKOMENDASI SAHAM Deretan saham Pembawa Berkah Usai Libur Panjang Lebaran |