Harga minyak mentah dunia turun lagi hingga 3,2 persen pada penutupan perdagangan Selasa (10/5) waktu AS. Saat ini, harga minyak kembali ke level terendahnya dalam dua pekan terakhir.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS pengiriman Juni jatuh 3,2 persen ke posisi US$100,11 per barel.Sementara, harga minyak mentah berjangka Brent pengiriman Juni juga jatuh 3,2 persen menjadi US$102,46 per barel.
Dilansir Antara, Rabu (11/5), kedua kontrak acuan minyak mentah turun untuk dua hari berturut-turut lebih dari US$4 per barel pada awal sesi perdagangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini adalah masa yang bergejolak. Harga harian terlalu besar akhir-akhir ini," kata Mitra Again Capital LLC John Kilduff.
"Ketika Uni Eropa terus ragu apakah mereka akan melakukan embargo minyak Rusia atau tidak, hal itu telah mengubah kalkulusnya di kedua arah," lanjutnya.
Sebelumnya, Uni Eropa berencana mengembargo minyak Rusia. Namun, belakangan, Uni Eropa malah menunda rencana tersebut di tengah penolakan keras dari Hungaria.
Namun demikian, pejabat pemerintahan di Prancis menegaskan Uni Eropa akan mencapai kesepakatan embargo minyak Rusia pada pekan ini.
Broker PVM Oil Associates Tamas Varga menyebut penurunan harga minyak mentah merupakan kombinasi dari penguncian wilayah di China akibat lonjakan kasus covid-19.
"Termasuk kenaikan suku bunga acuan di seluruh dunia untuk memerangi inflasi, penguatan dolar AS, dan secara signifikan telah meningkatkan risiko perlambatan ekonomi," jelasnya.
Ditambah lagi, Direktur Eksekutif Energi Berjangka di Mizuho Robert Yawger mengingatkan penurunan tajam permintaan bahan bakar minyak (BBM) di China.
Di samping itu, diskon minyak mentah Rusia ke pasar China membuat China akan lebih selektif dalam membeli minyak mentah.
Dari sisi pasokan, Badan Energi AS memangkas proyeksi produksi minyak mentah AS tahun ini menjadi 11,9 juta barel per hari (bph) dari sebelumnya 12 juta bph.