Ketua Tourism Working Group (TWG) G20 Frans Teguh menyebut langkah yang bisa diambil untuk meningkatkan keseimbangan kehidupan perempuan dalam pariwisata adalah dengan mendorong pembagian kerja secara merata.
"Di beberapa negara, ada kendala akan minimnya kepemimpinan perempuan dalam hal pengambilan keputusan," ujarnya dalam kegiatan TWG 1 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, seperti dikutip dari Antara, Rabu (11/5).
Oleh karena itu, kalangan perempuan di bidang pariwisata akan diberikan beragam program pelatihan, seperti soft skill, membangun jaringan, dan pelatihan peningkatan kompetensi lainnya guna kemajuan karir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Lalu, memastikan perempuan dapat menggunakan teknologi digital untuk berinovasi di bidang pariwisata.
"Dengan begitu, harapannya ke depan akan dapat menciptakan lingkungan kerja yang sejahtera serta pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan," ungkap Frans.
Lebih lanjut, ia mengatakan sebagai salah satuisu prioritas dalam TWG 1, sektor pariwisata diharapkan memberikan lingkungan kerja yang aman dan nyaman bagi perempuan dan pemuda.
Berdasarkan penelitian World Tourism Organization (UNWTO), pandemi covid-19 membuat kalangan perempuan yang bekerja di bidang pariwisata cenderung kehilangan pekerjaan dan mengalami pengurangan pendapatan atau jam kerja dibandingkan kalangan pria.
Lihat Juga : |
Hasil riset dari Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) juga menunjukkan hal serupa.
Tingkat pengangguran di segmen pekerja muda meningkat cukup tinggi akibat pandemi periode Februari-Maret 2022.
Menurut Frans, untuk pemulihan dan ketahanan dari kebangkitan sektor pariwisata tidak hanya bergantung pada variabel internal bisnis itu sendiri, tetapi juga pada variabel eksternal.
"Seperti meningkatnya populasi pencari kerja muda yang memerlukan uluran tangan pemerintah agar kelebihan pasok tenaga kerja tidak menjadi pemicu persoalan ekonomi lainnya," imbuhnya.
Frans menyebut tantangan lain yang dihadapi perempuan dan pemuda adalah pemahaman tentang tata cara masuk ke dalam ekosistem digital yang minim.
Tidak hanya itu, perempuan dan pemuda menerima upah yang lebih rendah di sektor pariwisata, serta norma sosial budaya di beberapa negara anggota G20 yang menghambat peran dari kedua segmen tersebut.
"Dengan menangani perlindungan sosial dan pekerjaan bagi perempuan dan pemuda diharapkan dapat mengatasi stereotip gender dalam sub pekerjaan pariwisata. Sehingga, perempuan dan pemuda merasakan manfaat dari industri pariwisata dan ekonomi kreatif, serta kesejahteraan mereka akan meningkat," tandasnya.