Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat, tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang meningkat menjadi 113,1 pada April 2022 dibandingkan bulan sebelumnya, yakni 111.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyebut peningkatan IKK terjadi pada mayoritas kategori pengeluaran, kelompok usia, termasuk kategori pendidikan responden.
"Secara spasial, kenaikan IKK terjadi di sebagian besar kota cakupan survei, terbesar di kota Bandar Lampung. Diikuti, kota Samarinda dan Denpasar," tuturnya melalui keterangan resmi, Rabu (11/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Menurutnya, peningkatan keyakinan konsumen didorong oleh membaiknya persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini.
Peningkatan itu juga berkaitan dengan persepsi terhadap penghasilan saat ini, ketersediaan lapangan kerja, dan pembelian barang tahan lama (durable goods) yang naik.
"Sementara itu, ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan tetap berada di level optimis (indeks >100) meskipun tidak setinggi bulan sebelumnya, ditopang oleh ekspektasi penghasilan," imbuh Erwin.
Lebih lanjut Erwin menuturkan survei konsumen BI pada April 2022 turut mengindikasikan rata-rata proporsi pendapatan konsumen untuk konsumsi mengalami sedikit penurunan. Sementara rata-rata proporsi pembayaran cicilan/utang cenderung stabil.
Lihat Juga : |
Hal tersebut terlihat dari rata-rata proporsi (average propensity to consume ratio) yang tercatat turun dari 74,4 persen menjadi 73,9 persen. Sedangkan, rata-rata rasio pembayaran cicilan/utang (debt to income ratio) tetap pada angka 9,7 persen.
Erwin juga menyebut proporsi pendapatan konsumen yang disimpan (saving to income ratio) pada April 2022 tercatat sebesar 16,4 persen, lebih tinggi dari 15,9 persen pada bulan sebelumnya.
Berdasarkan kelompok pengeluaran, rata-rata porsi konsumsi terhadap pendapatan terpantau turun pada beberapa kategori pengeluaran.
Sementara, porsi tabungan terhadap pendapatan meningkat pada sebagian kategori pengeluaran, tertinggi pada responden dengan tingkat pengeluaran di atas Rp5 juta per bulan.