Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.644 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Selasa (17/5) sore. Rupiah menguat 52 poin atau 0,35 persen dari Rp14.696 per dolar AS pada Jumat (13/5).
Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.651 per dolar AS atau melemah dari Rp14.619 per dolar AS.
Rupiah menguat bersama seluruh mata uang Asia. Won Korea Selatan menguat 0,72 persen, yuan China 0,57 persen, baht Thailand 0,47 persen, dan dolar Singapura 0,41 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu, rupee India menguat 0,27 persen, ringgit Malaysia 0,13 persen, peso Filipina 0,11 persen, dan dolar Hong Kong 0,01 persen. Hanya yen Jepang yang melemah 0,25 persen.
Begitu juga dengan mayoritas mata uang utama negara maju yang kompak berada di zona hijau, seperti poundsterling Inggris menguat 1 persen, dolar Australia 0,79 persen, franc Swiss 0,53 persen, euro Eropa 0,46 persen, dan dolar Kanada 0,28 persen. Hanya rubel Rusia yang melemah 0,39 persen dari dolar AS.
Analis sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan rupiah berhasil menguat berkat rilis kinerja neraca perdagangan Indonesia yang mencatatkan surplus senilai US$7,56 miliar secara bulanan pada April 2022.
"Surplus ini beruntun selama 24 bulan," kata Ibrahim.
Bahkan, surplus tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah. Di sisi lain, rupiah juga mendapat penguatan dari sentimen penurunan tingkat imbal hasil (yield) surat utang AS, US Treasury.
"Ini karena para trader menghitung kenaikan suku bunga jangka pendek yang agresif dari Federal Reserve AS akan menyeret pertumbuhan jangka panjang AS," jelasnya.