Mal Blok M Hampir Mati Tertekan Pandemi

CNN Indonesia
Rabu, 18 Mei 2022 14:31 WIB
Mal Blok M yang pernah jaya dan legendaris pada era 1990-2000-an kini hampir mati akibat pandemi yang membuat pengunjung jadi sepi.
Mal Blok M yang pernah jaya dan legendaris pada era 1990-2000-an kini hampir mati akibat pandemi yang membuat pengunjung jadi sepi. (CNN Indonesia/Trisha Dantiani).
Jakarta, CNN Indonesia --

Mal Blok M yang pernah jaya dan legendaris pada era 1990-2000-an kini hampir mati. Salah satu penjaga Toko Tania Collection, Momo (39) mengatakan kondisi itu terjadi sejak awal pandemi.

Saat itu, satu per satu toko yang ada di mal tersebut tutup. Sekarang, yang masih bertahan hanya dirinya dan beberapa toko lainnya saja.

Ia menambahkan kondisi itu terjadi karena sepinya jumlah pengunjung. Akibat kondisi itu, omzet pedagang anjlok sampai dengan 50 persen lebih.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk dirinya saja misalnya, biasanya omzet bisa tembus Rp3 juta per hari sebelum pandemi. Tapi setelah pandemi, omzet turun sampai tinggal Rp270 ribu.

"Udah lama sepi, dari awal pandemi satu per satu sudah mulai tutup. Jarang yang ke sini masih sedikit yang mampir. Rasanya sedih kalau keadaannya begini. Tapi ya mau bagaimana lagi. Dijalanin saja, semuanya kan memang begini juga. Sepi-sepi juga," kata Momo ketika ditemui CNNIndonesia.com, Rabu (19/5).

Momo mengatakan karena kondisi itu, banyak pedagang yang memutuskan untuk angkat kaki dari Blok M. Apalagi, ia mendengar dari beberapa pedagang bahwa kontrak sewa gedung juga akan berakhir tahun ini. 

"Dengar-dengar sih begitu, kata orang manajemen sini (mau ditutup). Kontrak gedungnya sudah habis, karena milik Pemda," kata Momo.

[Gambas:Video CNN]

Sri (42), penjaga salah satu kios makanan tertua yang letaknya tepat di samping pintu masuk terminal ke area mal mengaku, sepinya pengunjung Mal Blok M juga berdampak ke usahanya.

Penjualannya sudah berkurang lebih dari setengah tiap harinya karena sedikit yang datang untuk beli jajanannya.

"Dulu sih lumayan bisa Rp3 juta per hari, sekarang enggak ada segitu udah turun setengahnya dari itu," kata Sri yang sudah menjaga toko gorengan dan cemilan itu dari 2010.

Ia mengatakan kios kecilnya sudah buka sejak Mal Blok M berdiri pada 1992. Meski sudah sepi, Sri mengatakan bosnya tetap enggan menutup usahnya.

Sejauh ini, bosnya belum berencana pindah cabang atau pun menutup kios tua tersebut.

"Bersejarah, tapi ya mau bagaimana lagi kalau ditutup. Pasti banyak kenangannya, dulu ramai. Sekarang pasrah saya," katanya.

Sementara itu, pengelola Mal Blok M membantah kondisi yang sepi itu. General Manager PT Langgeng Ayomlestari IwandraYogah mengatakan kondisi itu bisa dilihat dari bagian dasar mal yang ramai terisi mobil-mobil yang membutuhkan perbaikan dan pencari alat-alat pelengkap mobil.

"Kalau sepi ya enggak sih, di bawah penuh, bengkel sini penuh dengan orang-orang. Kita dua, atas bawah, cuma orang lihatnya yang atas," katanya.

Ia mensinyalir kondisi mal yang sepi terjadi pada bagian gerai yang kontraknya akan berakhir pada 4 Oktober nanti.

"Karena kontrak mau berakhir siapa yang bisa kita terima," sebutnya.

Sejauh ini, belum ada informasi terkait apakah kontrak akan diperpanjang atau diambil alih atau dilelang ulang alias tender. Tapi yang jelas katanya, pemerintah daerah yang akan menentukan masa depan Mal Blok M.

"Kontrak kita dengan pihak Pemda itu akan berakhir, Oktober 2022. Di perjanjiannya setelah berakhir diserahkan ke Pemerintah Daerah DKI Jakarta," katanya.

(tdh/agt)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER