G7 Sepakat Setop Biayai Proyek Bahan Bakar Fosil Akhir 2022

CNN Indonesia
Jumat, 27 Mei 2022 23:50 WIB
Kelompok negara G7 sepakat untuk menghentikan pembiayaan proyek bahan bakar fosil pada akhir 2022 demi memerangi pemanasan global.
Kelompok negara G7 sepakat untuk menghentikan pembiayaan proyek bahan bakar fosil pada akhir 2022 demi memerangi pemanasan global. Ilustrasi. (iStock/ozgurdonmaz).
Jakarta, CNN Indonesia --

Jepang untuk pertama kalinya bergabung dengan negara-negara industri anggota G7 untuk mengakhiri pembiayaan proyek bahan bakar fosil pada akhir tahun ini. Hal ini dilakukan untuk membantu memerangi pemanasan global.

"Kami berkomitmen untuk mengakhiri dukungan publik langsung baru untuk sektor energi bahan bakar fosil internasional yang "berlanjut" pada akhir 2022," kata menteri energi dan iklim G7 dalam pertemuan di Berlin seperti dikutip AFP, Jumat (27/5).

Istilah "berlanjut" mengacu pada proyek yang tidak menggunakan teknik untuk mengimbangi beberapa polusi yang disebabkan oleh emisi karbon dioksida.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengakhiri subsidi untuk sektor energi bahan bakar fosil internasional sudah menjadi bagian dari serangkaian komitmen yang disepakati oleh sekitar 20 negara pada KTT iklim COP26 tahun lalu di Glasgow, Skotlandia.

Enam dari klub negara-negara kaya G7 hadir di penandatanganan komitmen tersebut, yaitu Inggris, Kanada, Jerman, Prancis, Italia dan Amerika Serikat. Namun, saat itu Jepang menolak bergabung.

"Adalah baik bahwa Jepang, pemodal terbesar di dunia bahan bakar fosil, kini telah bergabung dengan negara-negara G7 lainnya dalam membuat komitmen bersama untuk mengakhiri pembiayaan bahan bakar fosil luar negeri," kata Alden Meyer dari think tank kebijakan iklim E3G.

Kesepakatan ini masih memungkinkan untuk beberapa pengecualian "terbatas" dari pembiayaan bahan bakar fosil selama mereka konsisten dengan pakta Paris 2015 untuk menahan kenaikan suhu global. 

Pada pembicaraan G7, para menteri juga berkomitmen untuk mengakhiri sebagian besar penggunaan bahan bakar fosil di sektor listrik mereka pada 2035, meskipun ada ketegangan besar di pasar listrik atas invasi Rusia ke Ukraina.

"Kami selanjutnya berkomitmen pada tujuan untuk mencapai sektor listrik yang sebagian besar terdekarbonisasi pada 2035," kata mereka.

Untuk mencapai hal tersebut, negara-negara anggota berjanji untuk meningkatkan teknologi dan kebijakan yang diperlukan untuk transisi energi bersih dan mempercepat penghentian penggunaan batubara.

Janji tersebut disambut oleh para aktivis lingkungan saat perang di Ukraina telah membuat harga energi melonjak dan negara-negara Barat berusaha keras untuk menghentikan impor Rusia.

"Dalam situasi geopolitik yang sangat sulit, G7 bersatu untuk mengakhiri bahan bakar fosil pada tahun 2035 di sektor listrik. Ini kemajuan yang signifikan," kata David Ryfisch dari kelompok lingkungan Germanwatch.

Menteri Energi Jerman Robert Habeck juga menyambut baik janji yang dibuat oleh negara-negara G7, dengan mengatakan mereka mengirim "sinyal kuat untuk lebih banyak perlindungan iklim".

Selain janji untuk menghentikan pendanaan proyek bahan bakar fosil di luar negeri pada akhir tahun, Habeck juga menyoroti kesepakatan G7 untuk membuang semua subsidi bahan bakar fosil yang tidak efisien pada 2025.

"Bahwa kita menghargai perilaku yang merusak iklim, baik melalui subsidi langsung atau melalui keuntungan pajak ... tidak masuk akal dan absurditas ini harus dihentikan," katanya kepada wartawan.

Menurut Badan Energi Internasional (IEA), untuk mempertahankan target pembatasan pemanasan global pada 1,5 derajat Celcius, semua pembiayaan proyek bahan bakar fosil baru harus segera dihentikan.

[Gambas:Video CNN]



(fby/sfr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER