PHK Massal, Victoria's Secret Bayar Pesangon ke Pekerja Thailand

CNN Indonesia
Sabtu, 28 Mei 2022 16:55 WIB
Victoria's Secret sepakat untuk membayar pesangon ke lebih dari 1.250 pekerja pabrik pemasoknya di Thailand senilai total US$8,3 juta. Ilustrasi. (Matt Winkelmeyer/Getty Images for Victoria's Secret/AFP).
Jakarta, CNN Indonesia --

Lebih dari seribu pekerja garmen Thailand dari pabrik pemasok jenama pakaian dalam Victoria's Secret menerima pesangon sebesar US$8,3 juta atau sekitar Rp120,35 miliar (asumsi kurs Rp14.500 per dolar AS).

Sebanyak 1.250 pekerja terpaksa di-PHK setelah Brilliant Alliance Thai menutup pabrik Samut Prakan. Pabrik tutup pada Maret 2021 lalu karena bangkrut.

Kendati demikian, para pekerja yang rata-rata bekerja lebih dari satu dekade itu tidak menerima pesangon sesuai aturan hukum Thailand.

Sebenarnya pabrik tidak hanya memasok pakaian dalam buat Victoria's Secret, tetapi juga produk di bawah naungan Sycamore Partners seperti jenama Lane Bryant dan Torrid. Namun, hanya Victoria's Secret yang berkontribusi pada pembayaran pesangon lewat perjanjian pinjaman dengan pemilik pabrik.

Dalam sebuah pernyataan, Victoria's Secret mengkonfirmasi bahwa kesepakatan sudah dicapai. Mereka menyebut telah berkomunikasi aktif dengan pemilik pabrik untuk memfasilitasi pembayaran pesangon.

"Kami menyesal pada akhirnya tidak dalam posisi untuk menyelesaikan masalah ini sendiri sehingga untuk memastikan para pekerja menerima jumlah pesangon penuh mereka, Victoria's Secret setuju untuk memberikan uang pesangon pada pemilik pabrik," tulis jenama pakaian dalam ini seperti dikutip dari AFP.

Sementara itu, Sycamore Partners tidak menanggapi permintaan komentar dari AFP mengenai pembayaran pesangon.

Lihat Juga :

Di sisi lain, kelompok hak pekerja internasional Solidarity Center menyebut perjanjian tersebut merupakan penyelesaian pencurian upah terbesar yang pernah ada di sebuah pabrik garmen milik individu.

"Ini menghilangkan fiksi bahwa jenama multinasional adalah investor pasif," ujar country director Solidarity Center Thailand David Welsh.

Selama setahun terakhir, para pekerja yang dipecat dan perwakilan serikat pekerja Thailand telah memprotes di luar Gedung Pemerintah di Bangkok untuk meminta bayaran mereka.

Menurut direktur eksekutif Worker Rights Consortium Scott Nova, kasus-kasus itu hanya 'puncak gunung es'. Masalah pencurian upah meledak selama pandemi karena pesanan pakaian menurun.

Dia memperkirakan pekerja garmen seluruh dunia memiliki piutang US$500 juta akibat penutupan pabrik dan pesangon yang belum dibayar.



(els/sfr)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK