Belanja Barang Mewah Orang AS Melesat di Tengah Ancaman Resesi

CNN Indonesia
Senin, 30 Mei 2022 11:46 WIB
Bank of Amerika menyebut belanja barang mewah (branded) orang AS melesat 14 persen pada tahun ini.
Bank of Amerika menyebut belanja barang mewah (branded) orang AS melesat 14 persen pada tahun ini. Ilustrasi. (REUTERS/Benoit Tessier).
Jakarta, CNN Indonesia --

Bank of America menyebut belanja barang mewah (branded) orang AS melesat 14 persen pada tahun ini.

Mengutip CNN Business, Senin (30/5), belanja barang mewah tersebut tergambar dari transaksi kartu kredit dan kartu debit yang beredar di AS.

Jika dibandingkan 2019 atau tahun pra-covid-19, belanja barang mewah di AS bahkan meroket 47 persen pada tahun lalu. Dengan belanja perhiasan meningkat 40 persen pada periode yang sama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Analis Bank of America dalam catatannya menerangkan bahwa ia percaya permintaan barang mewah di AS sangat berkorelasi dengan kinerja pasar saham. Mengingat, mayoritas kekayaan rumah tangga terikat dalam kelas aset ini.

Berbeda halnya dengan 10 tahun belakangan sebelum pandemi covid-19, di mana korelasi antara pengeluaran barang mewah dengan giat investasi hanya berkorelasi kurang dari 30 persen.

"Permintaan yang kuat dari pelanggan barang mewah AS adalah penarik positif terbesar tahun lalu. Kekuatan ini terus berlanjut pada 2022, walaupun kondisi ekonomi makro lebih kompleks," tulis analis Bank of America.

"Permintaan konsumen berpenghasilan tinggi untuk barang mewah semakin cepat yang kami kaitkan dengan pembukaan (mobilitas) kembali dan banyaknya kesempatan belanja dalam rangka pernikahan atau liburan," lanjutnya.

Sementara, barang-barang konsumer yang lebih murah, seperti groseri, pakaian dan elektronik lebih terbebani lonjakan inflasi dan kekacauan rantai pasok.

Tak heran, di bursa saham AS, harga saham ritel-ritel barang konsumer, seperti Walmart dan Target merosot masing-masing 18 persen dan 30 persen pada bulan ini.

Sebaliknya, harga saham barang mewah, seperti Louis Vuitton hanya terkoreksi 5,6 persen. Burberry meningkat lebih dari 8 persen. 

Sementara, Tapestry selaku pemegang merek Kate Spade, Coach, dan Stuart Weitzman berhasil mencatat pertumbuhan meski tipis 2 persen.

CEO Ferragamo Marco Gobbeti menuturkan penguncian wilayah (lockdown) di China yang memaksa toko barang-barang mewah setempat tutup sempat menimbulkan kekhawatiran.

"Tetapi, peningkatan permintaan di AS dan Eropa telah mengimbangi kerugian tersebut," kata Gobbeti.

Optimisme semakin meningkat karena kebanyakan negara di Asia mulai mencabut larangan bepergian dan musim liburan membuat belanja barang mewah meningkat.

Harapan baru di kuartal ketiga, ketika China membuka lockdown, mereka akan balas dendam belanja barang mewah.

[Gambas:Video CNN]



(bir/aud)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER