Produsen minyak Rusia Rosneft akan menggunakan 50 persen laba bersih periode 2021 untuk membayar dividen kepada investor.
Mengutip Reuters, Senin (30/5), perusahaan akan menebar dividen sebesar 41,66 rubel atau US$0,63 per saham (Rp9.153 dengan asumsi kurs Rp14.500 per dolar AS).
Kemudian, pemegang saham Rosneft juga setuju untuk membayar 23,63 rubel per saham untuk dividen final.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Handelsblatt, harian bisnis Jerman, melaporkan Kementerian Ekonomi Jerman sedang mempertimbangkan mengambil alih unit Gazprom dan Rosneft di negaranya di tengah kekhawatiran pasokan energi.
Sementara, Pemerintah Rusia menolak melepaskan dua perusahaan itu. Pengambil-alihan unit usaha Gazprom dan Rosneft di Jerman akan dianggap pelanggaran hukum internasional.
Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya juga mengeluarkan aturan pembayaran gas Rusia dalam rubel bagi negara-negara tak bersahabat. Negara yang dimaksud ialah negara-negara Barat, seperti Uni Eropa, serta AS yang menghujani Rusia dengan sanksi atas invasi militernya ke Ukraina.
Uni Eropa sendiri merupakan pelanggan gas alam cair Rusia. Saat ini, harga gas di Eropa sudah mahal dengan pasokan yang juga tidak melimpah ruah. Beberapa ahli menilai kebijakan baru Putin itu akan memperparah krisis energi di benua biru.
(aud/sfr)