Pengusaha ekspor dan impor rugi Rp600 miliar karena banjir rob yang menggenang dan melumpuhkan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang. Kerugian itu berasal dari barang di dalam kontainer yang rusak terkena air rob.
Dari data Bea dan Cukai Pelabuhan Tanjung Mas Semarang, terdapat 713 kontainer yang terkena dampak banjir rob, di mana 497 kontainer telah mengajukan dokumen kepabeannya dengan total nilai barang senilai US$40.898.744 atau sekitar Rp600 miliar.
"Ada 713 kontainer yang terdampak banjir rob, 80 persennya atau 497 kontainer telah diajukan dokumen kepabean dan berhasil kami identifikasi. Nilai total barang US$40 juta atau Rp600 miliar", ungkap Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Pelabuhan Tanjung Mas Semarang Anton Martin di kantornya, Senin (30/5) sore.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anton menjelaskan 497 kontainer yang dokumen kepabeannya sudah diserahkan terbagi atas 304 kontainer impor senilai US$32 juta dan 96 kontainer ekspor senilai US$8 juta.
Komoditi ekspor yang diketahui terdampak atas banjir rob adalah mebel, kayu semi olahan, garmen dan aksesorisnya, sepatu dan alas kaki, daging ikan dan pangan olahan.
Sementara itu, komoditas impor yang terdampak adalah bahan baku yang digunakan untuk industri makanan yakni (kedelai & kacang tanah), dan pakan ternak.
Banjir bandang rob terjadi di Pelabuhan Tanjung Mas Semarang sejak Senin (23/5) hingga Jumat (27/5) hingga melumpuhkan aktivitas bongkar muat kontainer dan aktivitas industri.
Jebolnya dua tanggul laut memperparah genangan banjir rob hingga mencapai ketinggian 1,5 meter sehingga ribuan motor dan ratusan mobil pekerja dan karyawan terjebak tergenang air rob.