Perang antara Rusia dan Ukraina yang pecah pada Februari 2022 lalu ikut memporak-porandakan bisnis Akhmetov.
SCM Group meliputi lebih dari 500 perusahaan di dalamnya dan mempekerjakan sekitar 200 ribu orang. Bidang usahanya pun beragam, mulai dari pertambangan batu bara, pembangkit listrik, perbankan dan asuransi, telekomunikasi, hingga klub sepak bola.
Pabrik baja Metinvest Group, salah satu anak usaha SCM Group, di Mariupol dan Avdiika rusak berat akibat invasi militer Rusia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Tak cuma itu, perusahaan energinya, DTEK, yang menyuplai 30 persen listrik untuk Ukraina pun ikut jadi sasaran penembakan pasukan perang Rusia.
Akhmetov tak mau tinggal diam. Ia akan menuntut Rusia atas kerugian yang dialaminya yang diperkirakan mencapai US$20 miliar setara Rp288,71 triliun.
"Kami pasti akan menuntut Rusia dan menuntut kompensasi yang layak untuk semua kerugian dan bisnis yang hilang," ujarnya seperti dilansir media setempat, mrpl.city.