Malaysia Setop Ekspor, Harga Nasi Ayam Hainan Singapura Naik 50 Persen

CNN Indonesia
Jumat, 03 Jun 2022 18:36 WIB
Warga Singapura mengeluh nasi ayam hainan sulit dicari setelah Malaysia menyetop ekspor ayam ke negara tersebut.
Warga Singapura mengeluh nasi ayam hainan sulit dicari setelah Malaysia menyetop ekspor ayam ke negara tersebut. Ilustrasi. (iStockphoto/ben-bryant).
Jakarta, CNN Indonesia --

Harga nasi ayam hainan, makanan khas Singapura melambung hingga 30 persen-50 persen imbas Malaysia setop ekspor ayam ke negara tersebut.

Claridette Sarmiento (30 tahun), warga Singapura mengatakan harga nasi ayam hainan melonjak hingga 30-50 persen dari sekitar 3-6 dolar Singapura atau setara Rp31.500 sampai Rp63 ribu menjadi 4-9 dolar Singapura atau sekitar Rp42 ribu hingga Rp94.500 per porsi (kurs Rp10.500 per dolar Singapura).

"Harga biasa berkisar 3-6 dolar Singapura, kini 4-9 dolar Singapura, tergantung ukuran porsinya. "Saya jadi harus menyesuaikan budget pengeluaran saya," ucap Det, sapaan akrabnya, kepada CNNIndonesia.com, Jumat (3/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Det menduga kenaikan harga nasi ayam hainan terjadi karena harga ayam semakin mahal setelah Malaysia menyetop ekspor per 1 Juni 2022.

Saat ini, harga ayam mencapai 6 dolar Singapura atau Rp63 ribu per kg. Harganya naik sekitar 30 persen dari sebelumnya yang hanya 4,5 dolar Singapura atau Rp47.250 per kg.

"Saya mendengar banyak berita mengatakan seperti itu (harga ayam naik karena ekspor dihentikan). Dan juga mungkin dampak dari kenaikan harga-harga lain yang sudah terjadi sejak kuartal pertama tahun ini," ujar Det.

Tak hanya harga ayam dan nasi ayam hainan yang meningkat, Det juga mengeluh soal harga telur. Awal pekan ini, ia harus merogoh kocek sampai 3 dolar Singapura atau Rp31.500 untuk per kemasan yang berisi 10 telur.

Padahal sebelumnya, harga telur hanya 2,5 dolar Singapura atau Rp26.250 dalam kemasan yang berisi 10 telur.

Tak hanya Det, Dao Sheng (31 tahun) juga mengeluhkan hal yang sama, di mana harga ayam dan telur naik cukup tinggi dalam beberapa waktu terakhir.

"Saya jadi harus mengurangi pembelian ayam dan telur dan mengganti dengan sumber protein lain karena semuanya sudah naik, harga BBM, transportasi, pajak, semuanya bersamaan," kata Sheng.

Namun, ia mendengar harga ayam semakin tinggi bukan hanya karena Malaysia menyetop ekspor, melainkan karena negara-negara lain juga mulai membatasi penjualan komoditas tersebut ke Singapura.

"Bukan hanya dari Malaysia, dari Australia dan Indonesia juga kabarnya begitu," jelas Sheng.

Sebelumnya, Pemerintah Malaysia menyetop ekspor ayam mulai 1 Juni 2022. Hal ini karena pasokan mulai menipis.

Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob menerangkan ekspor 3,6 juta ayam per bulan akan disetop sebagai langkah mengatasi kekurangan pasokan domestik dan kenaikan harga bahan pokok.

"Sebagai langkah jangka pendek, rapat kabinet membuat beberapa keputusan tentang masalah pasokan dan harga ayam saat ini, termasuk menghentikan ekspor 3,6 juta ayam per bulan mulai 1 Juni 2022," ujarnya seperti dilansir Channelnewsasia.com.

Pemerintah Malaysia belum memiliki target sampai kapan larangan ekspor ayam akan berlaku. Hal yang pasti, kebijakan ini akan terus dilakukan hingga harga domestik dan produksi kembali stabil.

[Gambas:Video CNN]

(uli/aud)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER