KBRI Tokyo menyebut Surat Utang Negara (SUN) berdenominasi yen Jepang (samurai bond) sukses di Jepang meraih nilai investasi 81 miliar yen atau setara Rp9,04 triliun.
Duta Besar RI untuk Jepang dan Federasi Mikronesia Heri Akhmadi mengatakan penerbitan samurai bond ini merupakan ketiga kalinya di masa pandemi sejak Juli 2020.
Penerbitan samurai bonds dibutuhkan untuk pembiayaan pembangunan, termasuk upaya pemulihan ekonomi nasional di tengah kondisi pasar keuangan yang masih volatile karena kenaikan suku bunga acuan global dan meningkatnya ketegangan politik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Joint Lead Arrangers dalam transaksi ini adalah Daiwa Securities Co. Ltd., Mizuho Securities Co., Ltd., Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities Co., Ltd, dan Nomura Securities Co., Ltd.
Duta Besar RI untuk Jepang dan Federasi Mikronesia Heri Akhmadi menuturkan tipe investor pada transaksi ini terdiri dari city banks sebesar 12,3 persen,lifers8,6 persen, manajer aset 24,8 persen, koperasi pusat 12,3 persen,central public funds2,5 persen, serta bank daerah/koperasi daerah 13,2 persen.
Kemudian, asuransi properti 0,2 persen dan lainnya 9,1 persen. Sedangkan investor dari luar Jepang tercatat 16,8 persen dari jumlah total investor.
Capaian positif dalam penerbitan samurai bonds ini merupakan bagian dari strategi pembiayaan yang bersifat fleksibel dengan memanfaatkan kondisi pasar dengan suku bunga yang relatif masih cukup rendah, mengingat tren kenaikan suku bunga global masih berlanjut dalam beberapa bulan ke depan.
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan mencatat empat seri Samurai Bonds yang diterbitkan, yaitu RIJPY0625, RIJPY0627, RIJPY0629, dan RIJPY0632.
Penerbitan kali ini tercatat sebagai penerbitan terbesar Samurai Bonds oleh sovereign issuer selama tahun ini, yang membuktikan reputasi dan kredibilitas Indonesia yang terpercaya di pasar Jepang di tengah kondisi pasar sangat menantang. Pemerintah memulai pemasaran resmi untuk penerbitan samurai bonds pada Selasa (31/5).
Selama dua hari masa penawaran, permintaan yang masuk berkembang cukup solid dan berasal dari basis investor yang beragam, terutama pada seri dengan tenor pendek yang mencerminkan minat para investor Jepang pada tenor pendek di tengah kondisi pasar yang masih volatil.