Tesla Digugat Mantan Karyawan Gara-gara PHK Massal

CNN Indonesia
Selasa, 21 Jun 2022 13:00 WIB
Mantan karyawan Tesla Inc (TSLA) menggugat perusahaan mobil listrik AS itu terkait pemutusan hubungan kerja (PHK) massal.
Mantan karyawan Tesla Inc (TSLA) menggugat perusahaan mobil listrik AS itu terkait pemutusan hubungan kerja (PHK) massal. (AFP/HECTOR RETAMAL).
Jakarta, CNN Indonesia --

Mantan karyawan Tesla Inc (TSLA) menggugat perusahaan mobil listrik AS itu terkait pemutusan hubungan kerja (PHK) massal.

Mengutip Reuters, Selasa (21/6), mantan karyawan merasa keputusan PHK massal tersebut telah melanggar undang-undang federal karena perusahaan tidak memberikan pemberitahuan sebelumnya.

Gugatan itu diajukan oleh dua mantan karyawan Tesla yang terkena PHK pada minggu (19/6) malam waktu Texas. Mereka diberhentikan sepihak oleh manajemen dari pabrik Tesla di Sparks, Nevada.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam gugatan itu tertulis bahwa lebih dari 500 karyawan diberhentikan dari pabrik Nevada.

Pekerja menuduh perusahaan tak mematuhi peraturan yang berlaku tentang PHK massal di Nevada.

Aturan itu berbunyi perusahaan harus memberitahu karyawan yang terkenal PHK massal terlebih dahulu 60 hari sebelumnya.

"Tesla baru saja memberitahu karyawan bahwa PHK mereka akan segera berlaku," tulis salah satu poin dalam gugatan itu.

Namun, Tesla masih enggan mengomentari gugatan yang diajukan oleh dua pekerjanya tersebut.

Mengutip CNN Business, Elon Musk secara terang-terangan mengatakan ingin memangkas 10 persen dari pekerja Tesla. Hal ini ia ungkapkan lewat email kepada jajaran eksekutif yang dilihat oleh Reuters.

Berdasarkan laporan Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC), pada akhir 2021 lalu, Tesla mempekerjakan sekitar 100 ribu karyawan di berbagai cabang perusahaan yang terletak di seluruh dunia.

Sebelum pengumuman, Musk sempat mengisyaratkan perusahaan berhenti merekrut pekerja di seluruh dunia. Padahal, Tesla memiliki sekitar 5.000 lowongan pekerjaan di LinkedIn, mulai dari penjual mobil di Tokyo hingga ilmuwan pembelajaran mendalam di Palo Alto.

Keputusan ini berangkat dari kekhawatiran Musk terhadap perkembangan ekonomi AS yang dinilai semakin parah. Meski demikian, permintaan terhadap mobil Tesla dan kendaraan listrik lainnya masih berdiri kokoh di tengah kondisi tersebut.

Namun, Tesla sedang kesulitan membangkitkan kembali produksi di pabrik Shanghai setelah penguncian wilayah karena covid-19 memaksa pemadaman listrik yang mahal di pabrik.

[Gambas:Video CNN]



(aud/dzu)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER