Ada Utang China Rp118,4 T di Balik Bangkrut Sri Lanka

CNN Indonesia
Jumat, 24 Jun 2022 13:29 WIB
China disebut sebagai negara pemberi pinjaman terbesar ke Sri Lanka dengan nilai US$ 8 miliar atau setara Rp118,4 triliun (asumsi kurs Rp14.80S per dolar AS).
China disebut sebagai negara pemberi pinjaman terbesar ke Sri Lanka dengan nilai US$ 8 miliar atau setara Rp118,4 triliun (asumsi kurs Rp14.80S per dolar AS). Ilustrasi. (REUTERS/ADNAN ABIDI).
Jakarta, CNN Indonesia --

China disebut sebagai negara pemberi pinjaman terbesar ke Sri Lanka dengan total nilai US$ 8 miliar atau setara Rp118,4 triliun (asumsi kurs Rp14.800 per dolar AS). Jumlah ini seperenam dari total utang luar negeri Sri Lanka sebesar US$45 miliar pada April 2022.

Melansir Times of India, tahun ini saja, Sri Lanka utang US$1 miliar hingga US$2 miliar ke Negeri Tirai Bambu.

Pemerintah Sri Lanka banyak meminjam dari Beijing sejak 2005 untuk sejumlah proyek infrastruktur, termasuk pelabuhan Hambantota. Namun, proyek infrastruktur tersebut dianggap tak memberi manfaat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sri Lanka juga menyewakan pelabuhan Hambantota ke sebuah perusahaan China pada 2017 setelah tidak mampu membayar utang $1,4 miliar kepada Beijing.

Mengutip Reuters, Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa meminta China untuk membantu merestrukturisasi pembayaran utang ketika ia bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi pada Januari lalu.

Sementara itu, Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe akhirnya buka suara soal kebangkrutan yang menimpa negaranya. Ia mengatakan kondisi ekonomi negaranya kini memang tengah krisis saat ini.

Krisis terjadi akibat utang luar negeri Sri Lanka yang cukup besar dan kondisi buruk lainnya.

"Ekonomi kita benar-benar runtuh," ujar Wickremesinghe kepada Parlemen.

Wickremesinghe mengatakan Sri Lanka tidak dapat membeli bahan bakar impor karena utang yang besar dari perusahaan minyak negara tersebut. Ceylon Petroleum Corporation disebut memiliki utang US$700 juta.

"Akibatnya, tidak ada negara atau organisasi di dunia yang mau menyediakan bahan bakar untuk kami. Mereka bahkan enggan menyediakan bahan bakar untuk uang tunai," ujar Wickremesinghe.

[Gambas:Video CNN]



(fby/sfr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER