Harga minyak dunia menguat sekitar dua persen pada akhir perdagangan Selasa (28/6), waktu Amerika Serikat (AS). Penguatan terjadi di tengah kekhawatiran pasar terhadap risiko penurunan pasokan.
Dilansir Antara, Rabu (29/9), harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus naik US$2,19 atau 2 persen ke US$111,76 per barel di New York Mercantile Exchange.
Lalu, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus menguat US$2,89 atau 2,5 persen ke US$117,98 per barel di London ICE Futures Exchange.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Sisi penawaran menjadi faktor utama pemicu kenaikan harga minyak. Awal pekan ini, Perusahaan Minyak Nasional milik Libya tengah mempertimbangkan untuk menyatakan keadaan force majeure di wilayah Teluk Sirte dalam waktu 72 jam kecuali produksi dan pengiriman dilanjutkan.
"Ini mengancam untuk lebih mengurangi produksi minyak Libya, yang telah turun sekitar setengah menjadi sekitar 600 ribu barel per hari sebagai akibat dari protes," ujar Analis Energi Commerzbank Research Carsten Fritsch lewat catatannya.
Sementara itu, pada Minggu lalu, Kementerian Energi Ekuador menyatakan akan menangguhkan produksi minyak dalam 48 jam apabila protes warga sipil dan blokade jalan terus berlanjut.
Selain itu, pedagang juga masih menunggu data stok minyak mentah AS. Rencananya, Badan Informasi Energi (EIA) akan merilis laporan status minyak mingguannya pada Rabu waktu setempat.