Novartis Bakal PHK 8.000 Pekerja Global

CNN Indonesia
Rabu, 29 Jun 2022 12:12 WIB
Perusahaan farmasi Novartis yang berpusat di Swiss akan melakukan PHK terhadap 8.000 orang karyawan sebagai imbas dari program restrukturisasi. (REUTERS).
Jakarta, CNN Indonesia --

Perusahaan farmasi Novartis akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 8.000 pekerja atau sekitar 7,4 persen dari tenaga kerja globalnya, termasuk hingga 1.400 orang pekerja di Swiss. 

Mengutip Antara, Rabu (29/6), Kepala Eksekutif Vas Narasimhan mengatakan rencana PHK adalah bagian dari program restrukturisasi yang diumumkan oleh kelompok farmasi Swiss pada April lalu, di mana ditargetkan bisa menghemat setidaknya US$1 miliar pada 2024.

Vas Narasimhan mengatakan pihaknya telah membuat kemajuan yang baik dalam menerapkan struktur organisasi baru yang melibatkan integrasi unit bisnis farmasi dan onkologi serta akan mengarah pada penghapusan peran di seluruh organisasi.

"Restrukturisasi ini berpotensi berdampak pada 1.400 posisi yang berbasis di Swiss, dari sekitar 8.000 posisi yang terkena dampak secara global," katanya.

Adapun saat ini Novartis memiliki 108 ribu orang karyawan secara global, termasuk 11.600 orang pekerja di Swiss.

Sebagai bagian dari perombakan organisasi yang diresmikan pada April, dikatakan bahwa pemotongan biaya terutama dari menghilangkan struktur yang tumpang tindih karena tidak akan lagi menjalankan bisnis obat-obatan onkologi dan non-onkologi secara terpisah.

Novartis mengatakan struktur baru akan diterapkan selama beberapa bulan ke depan.

Ia menambahkan pihaknya sedang berusaha untuk meningkatkan kredensial efisiensinya karena perusahaan obat besar Swiss itu menerima rejeki nomplok, termasuk US$20,7 miliar pada tahun lalu, dari penjualan 33 persen sahamnya di Roche, dan dari kemungkinan penjualan unit Sandoz-nya, pembuat obat generik murah.

Adapun Novartis menyatakan akan menyelesaikan tinjauan Sandoz pada akhir 2022.

Sementara itu, meski ada rencana untuk membeli kembali saham senilai US$15 miliar, Novartis akan mempertahankan daya beli yang cukup untuk membeli perusahaan dan teknologi guna meningkatkan prospek pertumbuhannya.



(dzu/sfr)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK