Unilever menjual unit bisnis es krim Ben & Jerry di Israel ke distributor lokal. Hal ini diduga karena kontroversi citra Ben & Jerry di wilayah konflik Israel dengan Palestina.
DIlansir dari CNN Business, Kamis (30/6), Unilever mengalihkan distribusi es krim Ben & Jerry dari tangan American Quality Products (AQP), distributor resminya di Israel, ke distributor lokal.
Akibat aksi korporasi ini, distributor akan menjual es krim Ben & Jerry dengan merek bahasa Ibrani dan Arab.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
"Unilever telah menggunakan kesempatan tahun lalu untuk mendengarkan perspektif mengenai masalah yang kompleks dan sensitif ini. Kami percaya ini adalah hasil terbaik untuk nasib Ben & Jerry's di Israel," tulis perusahaan tersebut.
Unilever sudah lama menerima kritik dari khalayak umum karena masih berjualan es krim di Israel yang sedang konflik dengan Palestina. Sebab, hal tersebut tidak sesuai dengan citra Ben & Jerry sebagai perusahaan liberal. Padahal, Ben & Jerry sudah beroperasi di Israel sejak 1987.
Saat itu, Ben & Jerry masih bungkam tentang permasalahan tersebut. Pada 2015, perusahaan menulis dalam situs resmi mereka bahwa mereka sangat sadar akan kompleksitas pasar di Israel dan akan terus memancarkan dampak positif dengan berbisnis di sana.
Namun pada Juli 2021, perusahaan berubah pendirian. Ben & Jerry mengatakan bahwa mereka mendengarkan kekhawatiran para konsumen dan mitra. Sehingga, mereka memutuskan untuk berhenti menjual es krim di Israel lewat West Bank.
Tahun ini, Ben & Jerry menginformasikan kepada AQP bahwa mereka tidak memperpanjang kontrak kerja kedua belah pihak yang kedaluwarsa pada akhir 2022. Melainkan, es krim milik Unilever akan dijual lewat distributor berbeda.
Tetapi keputusan ini malah memicu kontroversi baru. Beberapa pihak mengklaim bahwa Ben & Jerry's bergabung dalam gerakan Boikot Divestasi Sanksi (BDS), yang bertujuan untuk mencabut hak Israel sebagai negara dan memiliki akar antisemitisme.
Unilever membantah terafiliasi dengan BDS. "Unilever menolak sepenuhnya segala bentuk diskriminasi atau intoleransi," kata perusahaan dalam pernyataan resmi.
"Antisemitisme tidak memiliki tempat di masyarakat mana pun. Kami tidak pernah menyatakan dukungan apa pun untuk gerakan Boikot Divestasi Sanksi (BDS) dan tidak berniat mengubah posisi itu," lanjut mereka.
AQP pun menggugat Unilever dengan alasan perusahaan tersebut mengakhiri hubungan bisnisnya selama 34 tahun untuk memboikot Israel. Ben & Jerry's dan Unilever tidak mengomentari gugatan tersebut.