Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi setuju dengan usulan dari Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia untuk menjadikan daging hewan ternak yang terinfeksi penyakit mulut dan kuku (PMK) sebagai stok daging nasional.
"Memang beberapa perwakilan Kadin sudah bertemu. Teman-teman di Kadin menyarankan, karena PMK tidak ada kaitannya dengan kesehatan manusia, maka sepanjang itu bisa dikerjakan, bisa dipotong," ujar Arief pada konferensi pers, Kamis (30/6).
Menurutnya, daging dari hewan ternak yang terinfeksi PMK termasuk aman untuk dikonsumsi. Sebab, ia mengatakan banyak temuan dari ahli kesehatan menunjukkan sapi yang terinfeksi PMK dagingnya masih bisa dikonsumsi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"PMK tidak berhubungan dengan manusia, maka sepanjang itu bisa dikerjakan. Bisa dipotong," ujarnya.
Ia menilai usulan tersebut dapat menjadi alternatif untuk membantu para peternak yang terdampak wabah PMK ini.
Selain itu, ia menyebutkan pemerintah juga akan memberi kompensasi berupa dana senilai Rp10 juta per ekor kepada peternak yang hewan ternaknya tidak bisa diobati.
"Ada penggantian dari pemerintah, Rp10 juta per ekor apabila tidak bisa di apa-apakan lagi," tegas Arief.
Untuk merealisasikan usulan tersebut, Arief mengatakan Badan Pangan berkoordinasi dengan beberapa perusahaan BUMN dan lembaga lainnya yang terkait, seperti Berdikari, ID Food, Kadin, hingga Pemerintah Daerah.
Ia pun memastikan bahwa pasokan daging nasional yang ada di Badan Urusan Logistik (BULOG) aman sampai dengan akhir Juli. Bahkan, ia ungkap pasokan dapat dipastikan aman sampai dengan akhir tahun.
"Kami sudah hitung sampai dengan Juli akhir kondisinya aman, jadi stok daging enggak usah khawatir, aman. Malah sebenarnya banyak orang yang hari ini mengurangi konsumsi daging padahal sebenarnya enggak ada pengaruhnya," sebut Arief.
"Kemudian untuk stabilisasi kita punya stok daging kerbau Bulog sampai dengan akhir tahun. Kita memiliki ketersediaan stok kurang lebih 100 ribu ton," lanjutnya.
Lihat Juga : |
Sebelumnya, Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau meminta pemerintah melalui Perum Bulog maupun PT Berdikari (Persero) menampung ternak yang terjangkit PMK.
"Kami meminta kepada pemerintah melalui Badan Pangan Nasional mungkin bisa memberikan penugasan kepada Bulog atau PT Berdikari untuk mau menampung ternak dari para peternak yang terpapar virus PMK sehingga ini bisa menjadi buffer stock," ujar Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Nanang dalam webinar Iduladha dibayang-bayangi PMK.
Nanang mengatakan cara ini dapat membawa dua keuntungan. Pertama, pemerintah bisa mengurangi ketergantungan impor daging terhadap India.
Kedua, bisa membantu peternak dalam menjual ternak mereka. Dalam kesempatan yang sama, Nanang juga meminta pemerintah meninjau ulang kebijakan zonasi di masa penyebaran PMK.