Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dilakukan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI diestimasi menyerap 32,1 juta lapangan kerja. Hal tersebut terungkap dari riset yang dilakukan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dengan judul 'Dampak Ekonomi dan Sosial Penyaluran KUR di Masa Pandemi'.
"Setiap akses KUR berpotensi meningkatkan penyerapan tenaga kerja sebanyak 3 orang," kata Direktur Utama BRI Sunarso dalam keterangan tertulis, Senin (1/7/2022).
Sunarso menerangkan pihaknya saat ini memiliki 10,7 juta nasabahexistingKUR dari segmen KUR Super Mikro, KUR Mikro, dan KUR Kecil. Maka dari penyaluran KUR BRI terhadap 10,7 juta nasabah tersebut diestimasi dapat menyerap 32,1 juta lapangan kerja di seluruh Indonesia.
Ia menambahkan sepanjang Januari hingga akhir Mei 2022, pihaknya telah menggelontorkan KUR hingga Rp 104,5 triliun untuk 2,7 juta UMKM. Hal tersebut setara dengan 41,12% dari target yang di breakdown oleh pemerintah di tahun ini sebesar Rp.254,1 triliun. Mayoritas penyaluran KUR BRI didominasi Sektor Produksi sebesar 57,38%.
"BRI optimistis tahun ini dapat menyalurkan KUR sesuai denganbreakdownyang diberikan oleh pemerintah, diantaranya dengan menyiapkan strategi penyaluran KUR BRI di tahun 2022 akan tetap padaselective growthyang selaras dengan strategi penyaluran kredit BRI secara umum," ujarnya.
Ia menjelaskan BRI akan memanfaatkan ekosistem lokal seperti desa, pasar kelompok usaha, dan komoditas tertentu sehingga penyaluran kredit bisa lebih maksimal.
"Selain itu BRI juga terus melakukan pemberdayaan melalui digitalisasi, yakni denganplatformPARI, Localoka dan pasar.id," ujarnya.
Ia berharap, melalui KUR yang disalurkan oleh BRI diharapkan mampu memberikan efek positif terhadap kesejahteraan masyarakat.
"Cara terbaik mensejahterakan rakyat dengan memberi pekerjaan. Maka, melalui pemberdayaan UMKM salah satunya penyaluran KUR adalah meningkatkan penyerapan tenaga kerja Indonesia," tutupnya.
(adv/adv)