Bank Sentral Sri Lanka (Central Bank Sri Lanka/CBSL) menaikkan suku bunga acuan sebesar 100 basis poin atau 1 persen pada Juli 2022.
Dengan demikian, maka suku bunga Deposit Facility menjadi 15,5 persen dan suku bunga Lending Facility menjadi 14,5 persen. Nilai rate ini tertinggi dalam 21 tahun terakhir.
Keputusan menaikkan suku bunga diambil untuk menekan tingkat inflasi yang melonjak tajam mencapai 54,6 persen pada Juni 2022. Di mana inflasi volatile food melonjak sampai 80,1 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dewan berpandangan bahwa pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut akan diperlukan untuk menahan peningkatan ekspektasi inflasi yang merugikan," kata CBSL dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari Reuters, Kamis (7/7).
Dengan kenaikan suku bunga ini diharapkan inflasi bisa turun dan pada jangka menengah bisa kembali ke sekitar 4-6 persen.
Sebelumnya, Sri Lanka juga menaikkan suku bunga 700 basis poin atau 7 persen pada April 2022. Lalu pada Mei dan Juni suku bunga dipertahankan stabil.
Kemudian pada Juli dinaikkan lagi 100 bps. Dengan kebijakan ini, maka kenaikan suku bunga yang dilakukan Sri Lanka sejak awal tahun menjadi 850 basis poin.
Keputusan menaikkan suku bunga yang diambil Sri Lanka bahkan lebih tinggi dibandingkan negara lain yang inflasinya juga melonjak tajam.
Misalnya, Amerika Serikat hanya menaikkan acuan sebesar 75 basis poin atau 0,75 persen pada Juni 2022. Begitu juga Kanada dan Norwegia yang hanya menaikkan bunga 50 basis poin pada Juni 2022.
Bahkan Bank of England (BoE) atau Inggris hanya menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada akhir Juni 2022.