Gapki: 4 Pabrik Kelapa Sawit Berhenti Operasi Karena Tangki Penuh

CNN Indonesia
Kamis, 07 Jul 2022 16:35 WIB
Gapki menyebut empat pabrik kelapa sawit berhenti beroperasi karena kapasitas tangki minyak penuh akibat terhambatnya ekspor komoditas.
Gapki menyatakan ada empat pabrik kelapa sawit yang berhenti beroperasi karena kapasitas tangki minyak yang penuh akibat terhambatnya ekspor komoditas. (ANTARA FOTO/SYIFA YULINNAS).
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah pabrik kelapa sawit menghentikan operasinya karena kapasitas tangki minyak penuh, akibat ekspor komoditas yang terhambat.

Mengutip Antara, Kamis (7/7), Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) cabang Jambi Tidar Bagaskara mengatakan saat ini tangki penyimpanan minyak sawit mentah (CPO) sentra perkebunan sawit hampir penuh.

Ini membuat pabrik kelapa sawit (PKS) mulai membatasi pembelian tandan buah segar milik petani mandiri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sudah ada empat PKS yang menghentikan operasinya karena tangki CPO-nya benar-benar sudah penuh. Salah satu (PKS) milik anggota Gapki dan tiga PKS bukan anggota Gapki," kata Tidar.

Menurutnya, Gapki Jambi telah beberapa kali melakukan pertemuan dengan unsur Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut.

Tidar menambahkan, Gubernur Jambi Al Haris mengaku siap membantu berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan seandainya ada kesulitan pada masalah transportasi kapal angkutan.

Selain itu, ia menambahkan, Al Haris juga akan berkomunikasi dengan Kementerian Keuangan terkait pajak ekspor.

"Artinya di Jambi semuanya mendukung bagaimana untuk meningkatkan harga TBS dan ekspor CPO kembali lancar, namun semua regulasi di pemerintah pusat," katanya.

Ketua Gapki Sumatra Barat Bambang Wiguritno menambahkan tangki-tangki penyimpanan CPO di Sumatra Barat juga hampir penuh, bahkan beberapa minggu yang lalu ada yang sudah penuh sehingga menghentikan operasinya.

"Karena berhenti operasi, maka PKS tersebut tidak membeli TBS petani. Saat itu ada empat PKS yang menghentikan operasinya," katanya.

Menurutnya, PKS yang mempunyai kontrak dengan buyer CPO, tangkinya tidak penuh dan masih ada space sekitar 30 persen. Namun, tetap dirasa mengkhawatirkan karena ekspor masih tersendat.

"Itulah yang mengakibatkan harga TBS belum stabil," katanya.

Kepala Dinas Perkebunan (Kadisbun) Provinsi Jambi Agus Rizal mengatakan penuhnya tangki penyimpanan ini karena PKS sulit menjual CPO-nya, kalau pun ada yang membeli, harganya sangat rendah.

"Kondisi ekspor yang belum normal juga memberikan pengaruh terhadap rendahnya harga TBS. PKS semakin sulit menerima TBS petani. Kalaupun diterima, harga TBS petani sangat rendah. Apalagi kondisi tangki penyimpanan CPO sudah penuh," katanya.

[Gambas:Video CNN]



(dzu/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER