Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Djatmiko Bris Witcaksono mengatakan ada tiga hal utama yang dibahas dalam pertemuan kedua Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG) G20 Indonesia 2022.
Pertama, reformasi Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Kedua, perdagangan, investasi, dan respons industri terhadap pandemi serta arsitektur kesehatan global. Ketiga, memacu investasi berkelanjutan untuk pemulihan ekonomi global.
"Kami mendapatkan berbagai macam tanggapan masukan komentar atau feedback yang positif dari semua pihak yang hadir baik secara fisik maupun secara virtual," ujar Djatmiko dalam konferensi pers, Jumat (8/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Ia menuturkan ketiga bahasan dalam TIIWG kedua yang diselenggarakan di Solo pada 5-7 Juli 2022 itu merupakan topik lanjutan dari pertemuan pertama yang digelar Maret lalu.
Djatmiko menyebut pembahasan tersebut akan ditindaklanjuti pada pertemuan TIIWG ketiga pada September mendatang yang akan diselenggarakan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
Sebelumnya, pada pertemuan TIIWG pertama menghasilkan sejumlah kesimpulan.
Pertama, negara G20 menyimpulkan sistem perdagangan multilateral harus mampu merespons dinamika situasi ekonomi global, termasuk dampak pandemi saat ini maupun yang akan datang. Sebab, hal ini akan menjadi katalis dalam pencapaian target SDGs.
"Sistem perdagangan multilateral harus (juga) mampu memberikan akses kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan mendukung agenda pengentasan kemiskinan untuk mencapai SDGs," ungkap Djatmiko.
Kedua, negara G20 memiliki pandangan yang sama mengenai peran penting perdagangan digital serta transformasi digital dalam memperkuat global value chains (GVCs) yang berkelanjutan.
Selain itu, peserta juga sepakat untuk meningkatkan kerja sama global, memperkuat infrastruktur digital, membangun kerangka hukum digital, keamanan digital, serta literasi digital.
"Penguatan integrasi UMKM serta peran perempuan dalam GVCs juga merupakan keharusan untuk menuju pembangunan ekonomi, menjembatani kesenjangan digital, meningkatkan akses finansial, dan meningkatkan fasilitasi perdagangan digital," jelas Djatmiko.
Ketiga, negara G20 merekomendasikan untuk menjembatani kesenjangan digital melalui skilling, reskilling, upskilling, dan mendorong kesetaraan pada aspek digital.
(mrh/dzu)