Pemerintah Hungaria mengumumkan darurat atau krisis energi akibat gangguan rantai pasok dan lonjakan harga komoditas di Eropa.
Mengutip Aljazeera, Kamis (14/7), Kepala Staf Perdana Menteri Gergely Gulyas mengatakan krisis energi dipicu oleh perang Rusia-Ukraina dan sanksi Uni Eropa kepada Negeri Beruang Merah itu.
"Tidak mungkin ada cukup gas di Eropa untuk musim panas musim gugur dan musim dingin," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mengatasi masalah itu, Hungaria akan meningkatkan kapasitas produksi energi domestik demi memastikan pasokan yang memadai.
"Perang yang berkepanjangan dan sanksi dari Brussel telah menyebabkan harga energi naik secara dramatis di seluruh Eropa, dan faktanya, sebagian besar Eropa sudah mengalami krisis energi," kata Gulyás.
Hungaria akan meningkatkan produksi tahunan gas alam dari 1,5 miliar meter kubik (52,9 miliar kaki kubik) menjadi dua miliar meter kubik (70,6 miliar kaki kubik).
Selain itu, negara tersebut juga akan meningkatkan ekstraksi lignit (batu bara coklat) dan menempatkan kembali pembangkit listrik berbahan bakar lignit yang saat ini tidak berfungsi.
Gulyas mengatakan Hungaria juga akan memperpanjang waktu operasi pembangkit listrik tenaga nuklir dan akan dimulai pada Agustus.
(dzu/agt)