276 Juta Orang Alami Kelaparan Akut Saat Ini

CNN Indonesia
Jumat, 15 Jul 2022 14:47 WIB
Menkeu Sri Mulyani menyebut 276 juta orang mengalami kelaparan akut saat ini. Jumlah itu meningkat 2 kali lipat dibandingkan sebelum covid-19 merebak.
Menkeu Sri Mulyani menyebut 276 juta orang mengalami kelaparan akut saat ini. Jumlah itu meningkat 2 kali lipat dibandingkan sebelum covid-19 merebak. (AP/Farah Abdi Warsameh).
Bali, CNN Indonesia --

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan jumlah orang yang mengalami kerawanan pangan atau kelaparan akut melonjak lebih dari dua kali lipat sejak 2019 atau sebelum pandemi covid-19. Hal ini berdasarkan data World Food Programme (WFP).

Menurut Sri Mulyani, jumlah warga yang mengalami kerawanan pangan akut mencapai 276 juta saat ini. Padahal, sebelum pandemi hanya berjumlah 135 juta orang.

"Ada urgensi bahwa krisis pangan harus ditangani. Pengerahan semua mekanisme pembiayaan diperlukan segera untuk menyelamatkan nyawa dan memperkuat stabilitas keuangan," ungkap Sri Mulyani dalam pembukaan Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) Meeting di Bali, Jumat (15/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan kebijakan sejumlah negara akan mempengaruhi negara lain dalam mengatasi krisis pangan.

Ia mengakui situasi dunia saat ini sedang tak baik-baik saja. Selain krisis pangan, sentimen lain yang menambah masalah di beberapa negara adalah lonjakan harga minyak mentah dunia.

Sri Mulyani mengatakan harga minyak mentah dunia melonjak hingga 350 persen sejak April 2020 sampai April 2022. Hal ini mendorong inflasi di sejumlah negara karena harga BBM dan listrik ikut naik.

"Komoditas lain yang sangat penting yang juga menjadi tantangan bagi kita semua adalah energi. Saya yakin Anda semua sebagai menteri keuangan dan gubernur bank sentral melihat ini sebagai ancaman bagi stabilitas makro ekonomi dan mengganggu pemulihan ekonomi," jelas Sri Mulyani.

Saat ini, harga minyak WTI AS terkoreksi 0,5 persen menjadi US$95,3 per barel. Begitu juga dengan harga minyak Brent yang minus 0,18 persen ke level US$98,92 per barel.

[Gambas:Video CNN]



(aud/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER