PT Bank Jago (Persero) Tbk meraup laba Rp29 miliar pada kuartal II 2022. Pertumbuhan ini berbanding terbalik dengan kuartal I 2022 yang mencatatkan kerugian.
Perolehan laba bersih didorong oleh kombinasi antara struktur dana yang membaik dan pertumbuhan kredit yang tinggi.
Struktur biaya dana yang semakin membaik tercermin dari current account savings account (CASA) terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencapai 63 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 253 persen menjadi Rp6,1 triliun secara year on year (yoy). Sejak awal tahun, DPK tumbuh 65,9 persen dibandingkan akhir 2021 yang tercatat Rp3,68 triliun.
"Lebih rinci current account savings account (CASA) meningkat 643 persen secara yoy menjadi Rp3,87 triliun, sedangkan deposito tumbuh 85 persen menjadi Rp2,23 triliun," tutur Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar dalam pernyataan resmi, Rabu (20/7).
Peningkatan CASA membuat Bank Jago menjaga beban bunga dan beban syariah tetap rendah, yakni Rp64 miliar pada kuartal II 2022, meski melesat 200 persen dari tahun sebelumnya.
Sementara itu, pendapatan bunga dan pendapatan syariah Bank Jago tumbuh 340 persen menjadi Rp705 miliar pada kuartal II 2022. Dengan demikian, pendapatan bunga bersih tercatat Rp641 miliar atau tumbuh 361 persen secara yoy.
Lihat Juga : |
Pendapatan bunga dan pendapatan syariah ini didorong oleh penyaluran kredit dan pembiayaan syariah yang tumbuh 234 persen dari Rp2,17 triliun menjadi Rp7,26 triliun. Secara year to date, penyaluran kredit dan pembiayaan syariah meningkat Rp1,89 triliun atau 35 persen dibandingkan akhir 2021 sebesar Rp5,37 triliun
"Pertumbuhan tinggi pada penyaluran kredit dan pembiayaan syariah ditopang oleh kolaborasi dengan sejumlah fintech lending, multifinance, dan institusi keuangan digital lainnya dalam kerja sama pembiayaan (partnership lending)," ujarnya.
Dari sisi pengguna, jumlah nasabah meningkat menjadi lebih dari 3 juta nasabah pada akhir Juni 2022. Jumlah nasabah ini tumbuh lebih dari 100 persen dalam 6 bulan atau tercatat 1,4 juta nasabah pada akhir 2021.
Bank Jago juga mencatatkan NIM 10,8 persen dan memiliki rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) sebesar 110 persen yang cukup kuat untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan.
Hingga akhir Juni 2022, Bank Jago mencatatkan total aset sebesar Rp14,61 triliun, tumbuh 44,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.