Rupiah Unjuk Gigi, Sayonara dari Level Rp15 Ribu per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terpantau Rp14.993 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Senin (25/7) sore. Mata uang Garuda menguat 20,5 poin atau 0,14 persen dibandingkan sebelumnya.

Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.992 per dolar AS pada hari ini.

Mata uang Asia terpantau bervariatif. Baht Thailand melemah 0,15 persen, ringgit Malaysia melemah 0,06 persen, yen Jepang melemah 0,19 persen dan yuan China melemah 0,02 persen.

Lalu, peso Filipina menguat 0,36 persen dan dolar Singapura menguat 0,15 persen, won Korea Selatan melemah 0,03 persen, dolar Hong Kong melemah 0,01 persen.

Mengikuti, mata uang negara maju juga terpantau bervariasi. Euro Eropa melemah 0,12 persen, poundsterling Inggris tercatat stagnan, dolar Kanada menguat 0,02 persen, franc Swiss melemah 0,15 persen, dan dolar Australia melemah 0,04 persen.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi mengatakan penguatan rupiah ditopang oleh kondisi ekonomi global yang saat ini menghadapi tekanan dari kenaikan harga komoditas yang mengakibatkan lonjakan inflasi.

Sedangkan kondisi ekonomi Indonesia masih tetap kuat di tengah tekanan yang muncul dari sisi global tersebut. Pertumbuhan ekonomi masih bisa tumbuh di atas 5 persen, penerimaan negara terus tumbuh, serta neraca dagang yang kembali melanjutkan surplus.

"Fundamental dalam negeri yang bagus, membuat pijakan mata uang garuda tetap menguat walaupun secara bersamaan dolar AS menguat juga," jelasnya dalam keterangan resmi, Senin (25/7).

Untuk perdagangan besok, Selasa (26/7), Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif, namun ditutup melemah di rentang Rp14.980 per dolar AS-Rp15.020 per dolar AS.

[Gambas:Video CNN]