Potensi 'Cuan' Baim Wong dari Daftar HAKI Citayam Fashion Week
Ekonomi Senior dan Pengamat Kebijakan Publik Rhenald Kasali mengungkapkan dua keuntungan yang diperoleh Baim Wong jika menjadi pemilik hak brand (HAKI) atau merek Citayam Fashion Week.
Baim Wong bersama istri, Paula Verhoeven, melalui PT Tiger Wong Entertainment mendaftarkan brand Citayam Fashion Week sebagai hak kekayaan intelektual (HKI) atawa HAKI ke Pangkalan Data Kekayaan Intelektual (PDKI) Kemenkumham.
Keuntungan pertama adalah Baim akan memiliki kekuasaan terhadap merek tersebut. Jika ada pihak yang ingin menggunakan merek yang dimiliki, maka harus izin dan membayar kepadanya.
"Ini seperti kalau hak merek musik dan lagu, jadi saat ada yang menggunakan, maka akan membayar royalti. Nah, ini nantinya harus seizin dan membayar ke dia (Baim Wong) jika ada yang ingin menggunakan," ujarnya saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (25/7).
Terkait dengan besaran yang harus dibayar pengguna merek nantinya, Rhenald mengatakan akan ditetapkan langsung oleh Baim Wong. Artinya, tidak ada ketetapan nilai yang pasti.
Keuntungan kedua, yakni jika Baim menggunakan merek itu dalam sebuah acara, maka keuntungan akan masuk kepada perusahaannya sendiri. Kecuali, jika merek Citayam Fashion Week tersebut nantinya dijadikan hak kolektif oleh pemerintah.
"Jadi kalau hak kolektif itu, brand tersebut boleh dipakai siapa saja, tapi harus gabung di komunitasnya jika ingin menggunakan. Misalnya, saya ingin menggunakan merek Citayam Fashion Week, maka saya harus gabung dengan komunitas itu. Jadi kalau mau membuat acara bergabung bersama dan keuntungan dibagi bersama," terang Guru Besar Universitas Indonesia ini.
Namun, ini berarti Baim tidak berhak menggunakan merek tersebut, kecuali bisa membuktikan bahwa merek tersebut sudah digunakan sejak lama dan diciptakan pertama kali olehnya sebelum ramai diperbincangkan.
"Jadi, Dirjen HAKI harus betul-betul melihat itu. Apakah Baim Wong benar-benar pencetus Citayam Fashion Week. Jika tidak, maka ini akan panjang urusannya. Masyarakat akan protes dan semakin ramai yang mempertanyakan. Jadi, saya kira sebaiknya dipertimbangkan lagi (untuk mendaftar)," jelasnya.
Baim sendiri mengklaim pendaftaran merek 'Citayam Fashion Week' di Ditjen HAKI dilakukan bukan untuk kepentingan pribadi.
Dalam pernyataan di media sosial, Senin (25/7), ia mengklaim bahwa agendanya tersebut adalah bentuk kepeduliannya terhadap kepentingan seluruh Indonesia.
"Semua itu saya lakukan bukan untuk kepentingan pribadi. Tujuan besarnya lebih untuk kalian, lebih untuk Indonesia, saya peduli dengan negara saya, sebisa mungkin saya melakukan yang menurut saya bisa saya lakukan," kata Baim.
Lewat channel YouTube Baim Paula yang diunggah Senin (25/7) kemarin, Baim juga memutuskan untuk melepas Citayam Fashion Week setelah tindakannya mendapat kecaman dari sejumlah pihak.
"Jadi memang kami mau melepaskan. Karena menurut saya tidak mau jadi seperti ini," ujarnya.
Ia mengaku sedih karena ia dianggap mengambil untung. Padahal, awalnya, ia ingin menjadi Citayam Fashion Week sebagai suatu wadah yang besar dan hasilnya dikembalikan ke warga.
Namun, ia tidak ingin meresahkan masyarakat. Ia juga meminta maaf apabila ada pihak-pihak yang merasa dirugikan.
"Kalaupun nanti ada yang saya bisa saya bantu dari Citayam Fashion Week, apapun itu, dengan senang hati kami Tiger Wong Entertainment akan membantu dari segi apapun," ujarnya.
Selain Baim Wong, Indigo Aditya Nugroho pun diketahui mendaftarkan permohonan serupa kepada PDKI Kemenkumham pada 20 Juli 2022 lalu.
Pendaftaran HAKI oleh pihak-pihak tersebut memantik kontroversi di berbagai kalangan, mulai dari warganet hingga politisi.
Lihat Juga : |
Desakan agar PDKI Kemenkumham menolak pendaftaran merek 'Citayam Fashion Week' salah satunya dilontarkan oleh Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni.
Menurut Sahroni, PDKI Kemenkumham sebaiknya menolak pendaftaran merek 'Citayam Fashion Week' demi melindungi kreatifitas anak muda dengan berbagai latar belakang.
"Saya sendiri berharap agar pendaftarannya ditolak, supaya anak muda bisa berkreasi seluas-luasnya. Meski begitu, tentu karena pendaftarannya sudah masuk, kita perlu ikuti terus prosesnya dan kita harapkan hasil terbaik," tutur Sahroni.