Ekonomi Korea Selatan tumbuh 2,9 persen pada kuartal II 2022 secara tahunan (yoy). Capaian itu lebih tinggi dari proyeksi sejumlah ekonom sebesar 2,5 persen, namun lebih lambat ketimbang kuartal I 2022 sebesar 3 persen.
Mengutip Reuters, Selasa (26/7), pertumbuhan itu dipengaruhi oleh konsumsi yang kuat pasca pelonggaran pembatasan covid-19. Kenaikan konsumsi ini mengimbangi kinerja ekspor yang buruk.
Bank of Korea pada Selasa memperkirakan produk domestik bruto (PDB) kuartal II-2022 naik 0,7 persen secara kuartalan, lebih tinggi dari kuartal I-2022 yang sebesar 0,6 persen. Perkiraan ini juga jauh di atas survei Reuters uang memprediksi ekonomi tumbuh 0,4 persen di kuartal II-2022.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para ekonom mengatakan data yang optimistis memungkinkan bank sentral, yang bulan ini menaikkan suku bunga 50 basis poin yang belum pernah terjadi sebelumnya, untuk melanjutkan pengetatan kebijakan dalam beberapa bulan mendatang.
"Perekonomian pasti akan melambat karena inflasi yang berkepanjangan dan pendinginan ekspor, tetapi data yang solid hari ini adalah dorongan yang baik bagi bank sentral yang melihat inflasi sebagai risiko utama untuk saat ini," kata Ekonom di Hana Financial Investment Chun Kyu-yeon.
Selama ini, BoK telah menaikkan suku bunga acuan 1,75 poin persentase menjadi 2,25 persen dari rekor terendah 0,5 persen sejak Agustus tahun lalu, dengan ekonom memperkirakan suku bunga berada di 2,75 persen pada akhir tahun ini.
Konsumsi swasta melonjak 3 persen dalam setahun, setelah penurunan 0,5 persen pada kuartal I 2022, karena pemerintah pada April menghapus hampir semua pembatasan jarak sosial covid-19.
Konsumsi masih akan kuat meskipun serangkaian agresif kenaikan suku bunga BoK sejak Agustus tahun lalu. Selain itu, pertumbuhan ekonomi Korea juga disumbang oleh belanja pemerintah setelah parlemen menyetujui anggaran tambahan 62 triliun won atau US$47,33 miliar beberapa minggu setelah Presiden Yoon Suk Yeol menjabat pada awal Mei.
Kendati, ekspor dan pengeluaran perusahaan untuk produksi menurun di tengah perlambatan ekonomi China dan dampak dari perang Rusia-Ukraina, serta gelombang pengetatan kebijakan moneter secara global untuk memerangi inflasi.
Dalam hal ini, ekspor Korea menyusut 3,1 persen pada April-Juni dibandingkan kuartal sebelumnya. Ini adalah penurunan terbesar dalam dua tahun.
(dzu/sfr)