Rupiah Stagnan, Tapi Masih di Bawah Level Rp15 Ribu per Dolar AS
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.993 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Selasa (26/7) sore. Mata uang Garuda terpantau stagnan di penutupan perdagangan hari ini.
Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.984 per dolar AS di hari ini.
Mata uang di kawasan Asia terpantau bervariasi. Yen Jepang terpantau menguat 1,08 persen, dolar Singapura menguat 0,03 persen dan won Korea Selatan menguat 0,40 persen.
Lalu peso Filipina menguat 1,39 persen, yuan China melemah 0,08 persen dan ringgit Malaysia melemah 0,10 persen, baht Thailand menguat 0,08 persen dan dolar Hong Kong terpantau stagnan di penutupan perdagangan hari ini.
Mata uang negara maju juga bervariasi. Terpantau euro Eropa melemah 0,12 persen dan poundsterling Inggris melemah 0,07 persen, diikuti oleh franc Swiss melemah 0,01 persen.
Kemudian, dolar Kanada menguat 0,12 persen, dolar Australia menguat 0,03 persen dan rubel Rusia melemah 1,31 persen.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan penutupan rupiah hari ini stagnan karena menguat bersamaan dengan dolar AS.
Penguatan rupiah ditopang oleh perekonomian yang tetap kuat meski dibayangi oleh sejumlah risiko global akibat perang Rusia dan Ukraina.
Lalu, mata uang dolar AS hari ini tetap bertahan tepat di bawah puncak level tertingginya ditopang oleh pelaku pasar yang masih wait and see jelang rilis suku bunga The Fed.
"Dengan data fundamental dalam negeri yang bagus, membuat pijakan mata uang garuda tetap menguat, walaupun secara bersamaan dolar menguat juga," ungkapnya dalam keterangan resmi, Selasa (26/7).
Untuk perdagangan besok, Rabu (27/7), Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif, namun ditutup melemah di rentang Rp14.990 per dolar AS-Rp15.040 per dolar AS.